Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sebuah Cinta yang Terlarang #20 ; Sikap Jesie yang Berubah (2)

10 Oktober 2014   21:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:34 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Jesie mencari Axel di toilet di dalam ruangannya, tapi ternyata Axel tak ada juga di sana. Ia pun kembali keluar dari toilet dan melonjak karena kaget


"Axel!" desisnya. Ia maju sambil mengomel, "loe dari mana aja sih, bukannya istirahat malah keluyuran!" serunya sambil memukul lengan pemuda itu.
Axel malah tertawa.
"Kenapa, kangen ya!"
"Apaan sih, nggak lucu tahu." kesalnya.

Axel tersenyum dan memeluknya, membuat Jesie terperanjat, "Gue juga kangen sama loe!" bisik Axel.
"Xel!" Jesie berusaha melepaskan diri tapi Axel merapatkannya di tembok. Melepaskannya dan membelai wajah Jesie. Menyilakan beberapa helai rambutnya yang tergantung dari sisa ikatannya. Jesie kembali bergetar, jantungnya berdegup kencang sekali seperti mau loncat keluar. Apalagi sentuhan jemari pemuda itu yang meraba wajahnya. Mata mereka bertemu mesra, memancarkan kasih yang sama. Perlahan Axel mendekat, tapi saat ia hampir menyentuh bibir Jesie, Jesie memalingkan wajah membuat Axel terhenti.

Jesie menyelinap keluar kurungan Axel seraya berseru, "loe harusnya istirahat biar cepat pulih bukanjlnya keluyuran!"

Axel yang masih di posisi semula, mengepalkan tinjunya pelan. Sebenarnya ada amarah tapi ia mencoba tetap bersikap tenang. Ia berbalik, memandang punggung Jesie dengan tarikan nafas halusnya. Lalu ia melangkah perlahan dan memeluk perutnya sambil menjawab,

"Gue udah baikan kok!"
Tapi Jesie malah melepaskan diri dan berbalik.
"Xel!"
"Loe kenapa sih Jes. Kok jadi aneh gitu?" heran Axel.
"Gue...., gue....!"
"Kenapa? Loe sedikit berubah sejak kemarin deh, apa yang sebenarnya terjadi?"
"Nggak ada apa-apa!"
"Bohong!"
"Loe pasti bohong.....,loe bohong sama gue!"
"Xel....!"
"Loe sembunyiin sesuatu dari gue?"
"Nggak, nggak ada. Cuma....!"
"Cuma apa?" potong Axel, "Oh...., jangan-jangan. Loe cuma sandiwara sama gue, loe nggak beneran sayang kan sama gue? Loe pacaran sama Antony!"
"Xel, kok loe malah nuduh gue kaya' gitu?" mata Jesie mulai berkaca-kaca.
"Lalu apa, loe bahkan nggak mau pelukan sama gue. Atau loe cuma kasihan sama gue karena loe udah tahu masalalu gue, loe pikir gue butuh itu! Ha!" teriak Axel.
"Itu nggak benar!" seru Jesie mengangkat tangannya hendak meraih lengan Axel tapi Axel malah melemparnya.
"Pergi, gue nggak butuh loe!"

Jesie sangat terkejut, ia memandang Axel sambil menggeleng pelan. Airmatanya mengalir lalu iapun berlari keluar. Axel masih terdiam di tempatnya.

Jesie terus berlari hingga keluar area rumah sakit, menangis di sepanjang langkahnya.

Maafin gue Xel, gue sendiri nggak tahu bagaimana harus bersikap. Sejujurnya gue takut, tapi gue sayang banget sama loe! Gue harus gimana?

Jesie berhenti di jalan, nafasnya terengah-engah. Airmata masih basah di pipinya, ia tak sadar kalau ada mobil yang melaju kencang ke arahnya. Suara klakson membuatnya menoleh, ia begitu terkejut hingga tak sempat menghindar kecuali berteriak dan menutup mata. Tapi ketika mobil itu menghampirinya ada seseorang yang menyeretnya hingga keduanya terjatuh ke tepi jalan.

"Axel!" desis Jesie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun