Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sayap-sayap Patah sang Bidadari ~ Inheritance #Part 24

4 November 2014   18:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:42 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Habislah Riwayatku......

Pagi ini kakek Willy memutuskan hal aneh yang rasanya di luar nalarnya sendiri. Bagaimana bisa ia meminta Liana ikut bergabung di kantor, padahal gadis itu tidak memiliki skill apapun di bidang bisnis, apalagi jika di lihat dari backgroundnya. Dan memang karena hal itulah Liana harus menjalani home schooling untuk bisa memiliki ijazah. Kalau begitu mulai sekarang ia ak bisa bersantai di belakang rumah ataupun menghabiskan waktu di dapur untuk membantu menyiapkan makanan.


Sebenarnya Liana ingin menolak soal bergabung di kantor, kenapa kakek tua itu tak memberinya pekerjaan lain saja sementara waktu. Apa kata semua karyawannya nanti jika tahu darimana dirinya berasal. Seorang gadis jalanan yang bahkan tidak tahu sampai mana ia pernah duduk di bangku sekolah tiba-tiba ikut terjun di sebuah perusahaan besar, hanya karena sang PresDir sudah menganggapnya seperti cucunya sendiri. Itu sungguh tidak masuk akal. Padahal yang lulusan Sarjana saja terkadang masih di tolak.

Liana duduk sendiri di tempat favoritnya, dimana lagi kalau bukan di serambi belakang. Merenungkan keanehan yang terjadi pagi ini. Karena asyik melamun ia tidak tahu kalau William sudah duduk di sampingnya.

"Ada apa?"

Suara lembut dan bijak itu membuyakannya dari lamunan. Ia menoleh.

"Kakek!" desisnya.
"Kau keberatan dengan keputusan kakek?"

Liana diam sejenak.

"Bukan begitu kek, ku rasa kakek tidak perlu melakukan ini. Aku yakin Rey dan Nicky masih bisa menghandle semuanya!"
"Apa kau tidak mengerti, kenapa kakek lakukan ini?"
"Maksud kakek apa?"
"Kakek semakin tua, dan kakek tidak ingin mengkhawatirkanmu saat kakek pergi nanti!"
"Kakek ini bicara apa?"
"Liana, sejak kakek bertemu denganmu. Kakek seperti menemukan sesuatu yang lama hilang selama ini. Tuhan mengirimmu padamu, pasti ada alasannya!"

Liana diam mendengarkan.

"Kakek hanya ingin kau bisa mendapatkan kehidupan yang layak setelah kakek pergi."
"Kek, jangan bicara seperti itu. Tuhan pasti akan memberikan kakek umur yang panjang, kakek orang yang sangat baik. Lagipula kakek belum terlalu tua, kakek masih terlihat tampan. Tuhan tidak akan cepat mengirim malaikat mautnya, itu pasti!"

William tertawa kecil mendengar tanggapan gadis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun