Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Price of Honor (Part 2)

20 Juli 2014   04:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:51 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Malam itu Danny pulang lebih awal, membantu Sarah menyiapkan makan malam. Dan Sharon yang selalu membuat kekacauan.

Tak berapa lama Frans datang bersama Regina, Sarah membuka pintu dan menyambutnya. Cipika -cipiki dengan regina.
" Hai, bagaimana keadaanmu?" tanya Sarah.
" Sudah lebih baik, lihatlah aku sudah di sini!" jawabnya.
Sharon berlari ke arah mereka.
" Om Frans !" serunya .
" Hai!" balas Frans yang langsung menggendongnya. " Kau sudah besar sekarang, sebentar lagi aku tidak akan kuat menggendongmu!"

" Om kan sebentar lagi punyabadik bayi, tentu tidak akan menggendong ku lagi, lagipula aku sudsh dewasa, tak perlu di gendong seperti ini kan!" jawabnya.

Mereka masuk, belum sempat menutup pintu Sarah melihat BrigJend Radit datang.
" Paman Radit!" sapanya.
" Hai Sarah, lama tidak bertemu!"
" Aku senang paman menyempatkan diri ke sini!"

Mereka berkumpul di meja makan, bercengkrama dan bercanda. Di sela-sela kehangatan itu, tiba-tiba saja Sarah merasa mual dan mau muntah. Ia pun bergegas ke kamar mandi sambil menutup mulutnya dengan tangan. Semua orang sedikit heran, begitupun Danny.

" Sayang kau kenapa?" tanyanya lalu menyusul istrinya.

Sarah muntah-muntah di kamar mandi, Danny masuk dan menyentuh punggungnya.
" Sayang kau kenapa?" tanyanya sedikit panik," Apa kau sakit?"
Sarah menyeka wajahnya dengan air.
" Aku tidak tahu, tiba-tiba saja perutku rasanya mual sekali dan kepalaku sedikit pusing!"
" Kau mau aku panggilkan dokter?"
" Ku rasa tidak perlu!" tolaknya. " oh ya Sayang, dua bulan terakhir ini aku tidak datang bulan. Karena terlalu sibuk aku jadi lupa dan tidak memperhatikan itu!"

" Dan...!"
Sarah menyentuh perutnya, " Jangan-jangan aku...!"
" Kau kenapa?"
" Mungkin aku hamil."
" Hamil?" desis Danny, dan wajahnya berubah senang, " benarkah?"
" Aku masih belum tahu, nanti biar ku cek dulu!"
" Sebaiknya kau istirahat, aku tak mau kau terlalu lelah!"
" Tak apa-apa!" jawabnya . Mereka kembali ke ruang makan.

" Ada apa Sarah?" tanya Regina.
" Tidak apa-apa, hanya sedikit lelah." jawabnya.
" Sepertinya dia hamil lagi." jawab Danny sambil duduk.
" Apa!" seru semua orang. Setelah itu mereka langsung riuh. Ada yang mengucapkan selamat, ada yang bilang bagus. Dan lain-lain.
" Aku masih belum tahu, aku belum memeriksanya!" jawab Sarah, ia mencubit lengan suaminya, Danny hanya meringis menahan sakit.

Makan malam berlangsung cukup lancar, semua orang pulang sekitar jam 10 malam. Danny menggendong Sharon yang tadi tertidur di ruang tv bersama paman Toni, ia memindahkannya ke ranjang.

Di dalam kamar Danny menceritakan soal job barunya kepada Sarah, mereka duduk di atas ranjang. Sarah ada di depannya, tangan Danny memeluk perutnya.
" Jadi kau akan mengawal ibu Menteri Luar negeri yang cantik itu!"
" Dia terlalu tua untukku jadi kau tak perlu cemburu!" Sarah tertawa dengan sahutan Danny.
" Kapan kau mulai bekerja?"
" Hari senin, tapi minggu besok aku harus ke sana, ke kediamannya!"
Danny membelai perut istrinya.
" Apa di sini benar ada anakku lagi?"
" Kau sudah lihat daei test pack nya. Hasilnya positif kan!"
" Tapi ku rasa kita harus tetap pergi ke dokter!"
" Hari senin besok kau sudah bertugas, nanti biar aku pergi dengan paman Toni setelah menjemput Sharon!"
" Apa dia akan senang punya adik?"
" Ku rasa begitu! Sudah malam, aku sedikit lelah. Bisakah kita tidur sekarang!" keluh Sarah, ia memutar kepalanya agar bisa melihat suaminya.
" Tidurlah, aku akan menjagamu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun