Part 12
"Kau membunuh orang di sekitar rumahku, apa kau tidak bisa berfikir jernih dulu sebelum melakukannya?" kesal Karen. "mereka mengikutimu!" sahut Danny.
Karen menyilakan rambutnya dengan jari-jarinya, menoleh Danny sambil salah satu tangannya memegang meja. "setidaknya kau bisa menangkap mereka hidup-hidup!" timpalnya, Danny membalas tatapan itu, "kau pikir aku tak berniat begitu? Saat aku berjalan mendekat mereka menyerangku dengan senjata api, lalu kau pikir aku harus biarkan mereka menembakku!" jawab Danny. Karen mengalihkan pandangannya ke luar jendela, terlihat di kejauhan beberapa polisi sedang memeriksa ketiga mayat yang terkapar di jalanan.
"Aku rasa....., ada yang mengawasi kalian!" terka Danny, "kami baru saja pindah kemari, apa kau pikir aku sudah mencetak musuh?"
"Mungkin bukan musuhmu," sahutnya. Karen kembali menatapnya, ia mengerti apa maksud pria di depannya itu.
"Lalu apa hubungannya denganku, dengan kami?"
"Beberapa pria yang menyerangku tempo hari, mereka memiliki foto Sharon. Kemungkinannya.... Sharon sedang di awasi, dan belakangan Sharon begitu dekat dengan Sammy. Tentu itu berhubungan, malam itu saat mereka pergi bersama, aku melihat ada memar di wajah Sammy. Mungkin saja dia berkelahi dengan salah satunya yang mengikuti Sharon!"
Karen terdiam, itu memang masuk akal. Sammy sudah berjanji tidak akan berkelahi di dalam sekolah, dan di sekolah barunya identitasnya juga ia tutupi. Tak mungkin ada anak yang usil, Karen memegang kepalanya.
"Jadi orang-orang itu memang mengawasi kami, tapi apa untuk apa?"
"Aku tidak tahu, aku masih mencari tahu!"
Danny mendekat padanya, "setelah sekian lama, kenapa kau baru kembali sekarang?" tanya Danny, Karen mengangkat kepalanya untuk menemukan mata Danny. "dan kenapa kau menyembunyikan Sammy dariku?"
"Kau bertanya seperti itu seolah kau punya hak, kau bukan suamiku Danny!" jawab Karen, Danny terdiam dengan jawaban wanita itu. "tapi kau tidak pernah menikah kan, lalu kenapa kau bohong padaku tempo hari?"
Karen membuang muka, "karena hubungan kita sudah berakhir!" jawab Karen, ia menghela nafas dalam dan menghembuskannya perlahan, "kau masih mencintaiku?" desis Danny.
"Tidak!" jawab Karen kembali memandangnya, "jika ku berikan namamu pada Sammy, bukan berarti itu ku lakukan karena aku masih mencintaimu. Itu karena kau memang ayah biologisnya, tidak lebih!"
"Kau bukan pembohong yang handal," potong Danny, "aku cukup mengenalmu, Karen!" tambah Danny, "Karen yang kau kenal hanyalah gadis manja yang tidak bisa melakukan apapun, itu sebabnya kau jatuh cinta pada Sarah yang lebih dewasa!" marahnya, tapi ia segera sadar dengan yang di ucapkannya. Perlahan ia menutup mulutnya dengan satu tangan dan berbaik memunggungi Danny. Danny tertegun dengan kalimat yang terlontar dari mulut wanita itu.