Pernah kau bertanya......
Kirakah Mentari di hinggapi rasa lelah? Dia berikan dunia tebar cahaya, menerangi tiap-tiap ruang pekat, menyibak gigil kabut dengan hangatnya,
Usah kau risau itu, kala mentari lelah-senja memeluknya, menidurkannya dalam dekap lembayung, "jawabku"
Pernah pula kau berkata,
Akankah mentari lelah menghangat? Tidakkah ia penat, singkirkan dingin dunia dengan jiwanya? Dan apa yang mampu dunia berikan padanya, selain derita yang membuatnya semakin gerah,
Â
Sekali lagi,
Ku denguskan nafas karena tanyamu, tak usah kau peduli itu, mentari lakukan tugasnya, pamrih tak ia kenal, pun lelah, mungkin....
Lelah itu hanya kita yang tahu, atau, lelah itu telah merasukimu, merasuki hatimu, jiwamu, benarkah itu? Diam menggerilya di bibirmu, tanyaku hanya kau sorot dengan kerling mata, embun surga meleleh disana, mengiris perih,
Getar bibirmu merangkak, gema ombak merayap, gelombang tak lahir buih, seolah bayu menyeret jawabmu, meminta karang mengubur,
Apa yang kau risau?