[caption caption="A Courtesan's Scandal, Dokumen Pribadi"][/caption]
Â
Minggu kedua, ( terinpirasi dari novel )
Â
Hadirmu menawarkan warna indah, menggelitik, menyelami jurang gelap yang telah lama mendekapku, menawarkan mimpi-mimpi kalbu,
Kau hadir dengan sorot itu, kilau surga yang membuatku tak berdaya, di antara dera-dera cela, menghujam, rasa ini..., salahkah aku mengartikannya?
Detik-detik yang kau berikan membuatku berharga, dalam pelukmu, dalam genggammu, apa kau tahu..., mimpi yang kau sulamkan dalam sesaat waktu yang kita lewati bersama, lebih berharga dari segenggam berlian yang pernah di tawarkan terhadapku,Â
Sempat, kita tertawa bersama, dalam istana kecil itu, merajut rasa-rasa semu yang menyata, di sana, kita berdua, kau..., dan aku, kau percikan benih-benih rasa yang menggebu, rasa..., yang selalu takut untuk ku impikan, kau yakinkan bahwa rasa itu benar, rasa itu tak bersalah, bahwa akupun..., berhak memilikinya
Sebelum kau hempaskan aku begitu saja, meninggalkan sisa-sisa perih yang menggurat, aku tahu..., aku hanyalah sebutir debu di sisimu, aku tak lebih dari setitik noktah yang kan menodaimu, seperti yang mereka kata
Tapi salahkah rasa ini?Â
Rasa yang dulu kau kenalkan padaku, bukankah..., kau juga merasakannya?Â