Tak....tak....tak.....
Detak jam dinding yang menghiasi ruangan ini membuatku terjaga, ku buka mata seketika, langsung ku temukan dirimu. Berbaring lena di sisiku.
Rautmu melembut ketika kau biarkan lelap memelukmu, tak terlihat sisi-sisi keras yang sempat tergurat di sana. Aku terpaku, menatapmu!
Haruskah ku biarkan bara dendam membakarnya? Mengalahkan api yang menggejolak dalam jiwa ini?
Semua ucap yang kau lontar dulu, - pedih memang!
Tiada sepatahpun kata manis yang kau lempar untukku, selain caci, selain benci. Apakah kau ingat itu, Ken?
Karena semua itu masih membekas pedih di benakku, masih lekat, perihnya saat kau memilih peluk dalam rayuannya. Wanita itu......
Yang dengan senyum nerakanya merebutmu dariku, istrimu, yang bahkan tak pernah kau gauli lagi setelah dia mendatangi ruang yang pernah ku singgahi. Ah, bukan, tapi ku tempati, karena memang aku yang harusnya di sana, 'cause that place was belong to me!
Apakah kau juga ingat kau pernah ucapkan itu, atau....kau juga lupa kau pernah ucapkan ini, you are the one the girl in my life, even when the sky is falling down, I would never let you go!
Dulu, aku percaya itu. I love you with all my life, my soul, my everything. But you toss me out, out of your side. Just for that bitch!
Ever!