Mereka menyantap makan siang di sebuah restoran padang, Edwan mengamati Sonia yang hanya mengaduk-aduk saja makanannya hingga menjadi nasi campur. Mungkin gadis itu tidak suka makanannya, atau...memang sedang punya masalah serius?
"Kasihan nasinya, sedari tadi di aduk-aduk sampai pusing. Kamu tidak suka menunya ya?" tanya Edwan membuyarkan lamunan Sonia, "a, apa om?" tanya Sonia spontan.
Edwan tersenyum kecil, "apa mau pesan yang lain?" tawarnya, "tidak perlu om, ini cukup kok!" tolaknya dengan sedikit kikuk. Tapi ia belum juga memasukan sesendokpun ke dalam mulutnya.
"Kamu sedang ada masalah apa, ceritakan sama om. Mungkin om bisa membantu?"
Sonia meletakan sendoknya di atas piring yang masih penuh nasi, sedikit menunduk, lalu mengangkat wajahnya hingga bisa membalas tatapan Edwan dengan lebih dalam. Tatapan gadis itu Edwan rasakan cukup menusuk dadanya, ada apa sebenarnya?
"Om, aku mau tanya!" katanya. Edwan menjinjing alisnya, "om..., cukup dekat dengan Rocky kan?" tanyanya. Edwan sedikit mengernyit dengan pertanyaan itu. Sepertinya ada hal yang cukup serius yang ingin Eonia bahas.
"Ya!"
"Kalau begitu om sudah pasti tahu, bahwa Rocky sudah bertunangan?"
Edwan tertegun. Tapi ia menjawab, "ya!" , Kini tatapan Sonia kian terasa tajam padanya, Edwan menunggu apalagi yang akan Sonia ucapkan.
"Lalu kenapa tempo hari om tidak memberitahuku?"
Edwan terhenyak sekarang, itu artinya...Sonia baru tahu kalau Rocky sudah bertunangan, ia pikir..., "Sonia, aku justru berfikir kalau Rocky sudah memberitahukanmu. Itu sebabnya kalian bisa dekat!" sahutnya heran.