Â
Sebelumnya, The Wedding #Part 25
Â
"Nino!"
Ivana berlari dan langsung merebut anak balita itu dari tangan Liana, memeluknya erat seolah takut kehilangan. Dan ketakutan itu memang nyata dari sorot matanya, bukan rekayasa. Nino masih menangis keras, Ivana menatap Liana tajam dengan sorot yang menuduh,
"Apa yang kau lakukan pada Nino?" teriaknya, "kenapa kau tega sekali!" Liana tercekat, "jika kau tidak suka padaku kau boleh menyakitiku, tapi jangan sentuh putraku!" lantang Ivana, Nicky ikut berjongkok untuk melihat keadaan Nino. Melihat kepala anak itu berdarah ia jadi ingat masa kecilnya.
"Ya Tuhan!" desisnya,
Dimana semasa kecil ia sering terluka oleh perbuatan kakaknya sendiri, dan itu membuatnya benci jika melihat seseorang berbuat kasar terhadap anak kecil, bahkan sampai membuatnya terluka.
"Nicky, aku...!"
Kalimat Liana terhenti ketika melihat sorot mata Nicky yang mempercayai bahwa dirinya yang membuat Nino terluka, kilatan yang terpancar dari mata suaminya cukup perih menusuk jantungnya. Nicky tak pernah menatapnya dengan sorot seperti itu, bahkan saat semalam menatapnya garang ketika memergoki dirinya bersama Rizal.
"Nicky, kita harus membawanya ke rumah sakit!" pinta Ivana membuyarkan, "ayo," sahut Nicky menuntun Ivana pergi dari sana. Liana masih diam tak bergerak. Tatapan Nicky terasa begitu menyakitkan, entah kenapa ia melihat kebencian dalam tatapan itu. Jaya berjalan menghampiri, Liana menunduk melihat tangannya yang berlumuran darah. Buliran bening kembali menetes melewati pipinya, yang membuatnya sakit adalah tatapan Nicky yang seolah percaya kalau dirinya yang melukai bocah balita itu, bagaimana bisa?