"Nicky, apakah itu benar?"
"Iya, darimana kau tahu nama lengkapnya Li?"
Liana tak langsung menjawab, ia terdiam untuk beberapa saat, membuat Nicky makin penasaran.
"Dia Romoku!"
Jantung Nicky seperti di tikam, ia hanya bisa mematung mendengar pengakuan istrinya. Darahnya seakan berhenti mengalir hingga membuatnya wajahnya memucat, "ap-apa?" desisnya.
"Dia Romoku, dan istrinya yang bernama Hesty adalah ibu tiriku!" akunya lagi, Nicky masih tak bergerak, "mungkin ini memang konyol, tapi aku ingat sebagian masalaluku saat menjabat tangannya. Aku tahu itu benar, jadi....orangtuaku memang masih hidup. Entah bagaimana aku bisa berada di jalanan!"
"Dia orang yang cukup berpengaruh di daerah sekitar keraton kan, seharusnya dia bisa mencarimu dengan mengerahkan semua yang di milikinya saat itu!"
"Dia tidak akan mencariku, dia justru senang jika aku menghilang!" jawaban Liana membuat Nicky jadi bingung, "Kau merasa bingung, aku juga. Aku belum bisa mengingat semuanya, tapi setahuku memang seperti itu. Dia memang Romoku, tetapi dia tidak pernah menyukaiku!" akunya lagi.
"Apasaja yang kau ingat?"
"Aku ingat Eyang, Eyang kakungku orang yang sangat baik. Sama seperti kakek Willy, mungkin itu menjadi salah satu faktor yang membuatku cepat dekat dengan kakek secara emosional. Meski saat itu aku tidak mengingat apapun soal Eyang!"
"Bagaimana dengan Rizal?"