Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

White Rose #5; Gadis Bersepeda Itu!

16 Mei 2015   04:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:59 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Mawar kembali memperhatikan pertandingan yang hanya tinggal beberapa menit itu, yang paling membuatnya tertarik adalah kapten tim itu yang nama depannya sama dengan nama kakaknya. Ricky sekarang memang memakai nama keluarga Hermawan, bukan Atmajaya lagi. Sedang Rose sendiri masih menempelkan nama Atmajaya di belakang namanya. Tapi untuk keseharian ia juga menggunakan nama paman Fahri, yaitu Mawar Putih Sujatmiko. Setiap gerak-gerik dari Ricky Hermawan selalu mengingatkannya pada sang kakak, setiap kali melihat wajahnya ia juga melihat wajah kakaknya yang terakhir kali ia lihat. Wajah saat mereka masih kecil, tapi di lain pihak ada sebuah tim basket lain yang juga menyita perhatiannya. Juga masih tentang sang kapten, namanya Andika Wiratama, kapten dari tim Harimau hitam. Dari Universitas lain, mengingatkannya juga pada Dika teman kecilnya, ia tak pernah tahu nama panjang Dika karena Dika tak memberitahukannya. Dan waktu itu ia pun tak bertanya, nah....itulah bodohnya.

Mawar menulis sesuatu di diarynya, masih tentang Dika. Masih mempertanyakan kabarnya tanpa tahu jawabannya. Ia bahkan menulis beberapa surat yang tak pernah ia kirimkan karena tak tahu harus di kirim kemana. Ia mengumpulkan surat-surat itu dan di ikat lalu di taruh di dalam laci meja belajarnya. Ia sering menghabiskan waktu di malam hari sepertk itu sebelum tidur.

*****

Dika latihan di tempat biasa bersama teman-temannya sebelum ke kampus.

"Ka, kaya'nya kita harus susun strategi deh buat pertandingan seleksi nanti!" seru Awan, "strategi apaan, kita bermain aja seperti biasa!" sahut Dika seraya melempar bola ke keranjang.
"Tahun ini kita nggak boleh kalah lagi dong dari Ricky cs!"

Sam menangkap bola yang baru saja masuk ke dalam ring, mendriblenya beberapa kali lalu melemparnya ke arah Doni. Di tangkap sempurna, "tenang bro, pokoknya kita harus menang kali ini!" sahut Tata.
"Aku tidak mau ada kejadian yang merugikan kita lagi, jadi jangan berfikir yang macam-macam!" pinta Dika merebut bola dari tangan Doni, mendriblenya seraya berlari lalu menshotnya kembaki ke ring dari posisi three point.

"Ok, jangan khawatir. Kali ini kita akan hati-hati, tahun kemarin itu....adalah insiden yang nggak di sengaja!" kilah Tata.

Mawar bersepeda menuju kampus, ia melewati tempat para pemuda itu bermain, karena permainan mereka cukup menarik perhatiannya maka Mawarpun berhenti dan memperhatikan mereka. Ia mengenali kelima pemuda itu, terutama sang kapten. Ia menuntun sepedanya lebih dekat lagi ke arah lapangan. Senyumannya memang selalu mengingatkannya pada teman kecilnya, tapi apakah mungkin itu memang Dika teman kecilnya, lalu kenapa dia tak pernah mengunjunginya seperti pada janjinya dulu di masa kecil? Sam melihat Mawar di pinggir lapangan sedang memperhatikan mereka, ia memberi isyarat pada teman-temannya ke arah gadis itu. Semuanya menoleh, seketika Dika tertegun memandang gadis bersepeda itu. Wajah White Rose kecil muncul di wajah gadis itu, lama mereka berpandangan. Menyadari ada hal yang terasa aneh di relung hatinya, Mawar mengalihkan pandangannya. Dia menoleh sejenak ke arah Dika kembali yang masih memandangnya penuh tafsir, lalu iapun menaiki sepedanya dan mengayuhnya menjauh dari sana. Dika maju perlahan melihat gadis itu pergi dengan sepedanya.

Kenapa gadis itu.....mengingatkanku pada Rose? Apakah mungkin itu memang dia?

Doni menghampirinya dan menepuk pundaknya, membuatnya terjaga. "kenapa kamu bro?" tanya Doni, "eh, e....nggak. Nggak apa-apa!" hindarnya.
"Boleh juga sih, cantik!" goda Doni, Sam maju dan ikut nimbrung. "hai bro, masa' kamu mau ngejomblo terus. Kamu tuh ganteng, keren, beken, tajir lagi. Tapi....semua cewe kamu tendangin!"
"Emang bola di tendangin!" balas Dika seraya berjalan ke arah tasnya yang tergeletak dan memungut botol minumnya, ia membuka tutup botol itu lalu menenggaknya. Tapi pikirannya masih melayangkan kepada gadis bersepeda itu.

Yang lain menghampirinya, "mungkin cewe tadi salah satu fansmu, cakep juga sih!" desis Awan, "kalau fans pasti ngejar-ngejar, bukannya bengong aja!" tukas Tata.
"Ya siapa tahu aja dia malu, malu-malu kucing maksudnya!" tambah Sam, tapi tak ada tanggapan dari kapten mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun