Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ku Lihat Surga di Matamu # 13

7 Juli 2014   16:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:09 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarahan Adit kali ini benar-benar serius, Isa tak melihat di mata Adit ada keinginan untuk dirinya bisa tinggal. Sepertinya dia benar-benar ingin dirinya pergi dari hidupnya. Isa merasa sudah tak ada lagi harapan untuk bersama pria itu. Padahal cinta yang ia miliki sangatlah tulus tapi kenapa Adit sampai sekarang belum bisa menerima itu.

" Adit!" desisnya sekali lagi.


Isa berdiri di atas kakinya, lalu ia berbalik dan berlari meninggalkan tempat itu. Sesungguhnya ia ingin bertahan, bertahan di sisi Adit . Tapi sepertinya kali ini ia tak bisa lakukan itu. Adit tidak menginginkannya. Isa kembali ke kamarnya, ia menangis duduk di kasur.


" Maafkan aku Raka, aku tidak bisa bertahan lagi. Aku memang mencintai Adit, tapi Adit telah terlalu sering menghancurkan hatiku!" batinnya dalam tangis. Dan mungkin kali ini hatinya sudah benar-benar hancur.

Entah apa yang Adit rasakan saat itu kepergian Raka terlalu melukainya. Sejak Raka meninggal ia hanya mengurung diri di kamar. Mengingat semua yang terjadi. Selama hidupnya, hanya Raka yang selalu setia di sampingnya. Selalu memberinya kekuatan, dan kini dia telah tiada.

*************


Isa membereskan barang-barangnya, ia sedang berkemas untuk pergi dari Jogja. Rencananya setealh tiba di jakarta, ia akan mengurus visa ke Paris. Mungkin Paris akan mampu mengobati lukanya. Membuatnya perlahan melupakan rasa sakit di hatinya. Dan ia akan menyimpan Raka dan Adit dalam buku hatinya. Lagipula Adit tak pernah inginkan dia ada di sisinya. Jadi ia tak punya alasan untuk tinggal lebih lama lagi. Tapi jika Adit menyuruhnya tinggal, pasti ia akan tinggal. Karena hanya Aditlah satu-satunya alasannya untuk pergi.


Semua terasa sangat singkat, pertemuannya dengan Adit yang hanya sekejap telah merubah hatinya. Dan membuatnya semakin memahami rumitnya hidup dan arti rasa sakit. Tapi hatinya..... Akankah ia mampu untuk melupakan Adit. Untuk berhenti mencintai Adit, padahal cinta itu begitu dalam dan lembut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun