Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ku Lihat Surga di Matamu # 13

7 Juli 2014   16:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:09 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Raka di makamkan di Jogja, setelah proses pemakaman selesai Adit berlari ke pantai. Ia kembali memandangi air laut. Ia masih tak bisa menerima kepergian Raka, ia merasa belum siap untuk menerima kenyataan itu. Nafasnya terlihat tak teratur, ia menyisir rambutnya dnegan jari-jemarinya sambil terduduk perlahan.

" Raka, ah......!" teriaknya yang berakhir dengan tangisan. Isa melihatnya dari kejauhan, ia tahu apa yang di rasakan oleh pria itu maka ia pun berniat untuk menghiburnya. Memberi kekuatan kepada Adit yang saat itu sedang rapuh. Isa berjalan pelan hingga tepat di belakang Adit. Ia menyentuh pundak pria itu.


" Dit, kau harus merelakan kepergiannya, Raka sudah tenang di sana. Dia pasti juga tak mau kau seperti ini!" bujuk Isa, tapi Adit tak menyahut.

" Yang paling Raka inginkan adalah kebahagiaanmu, kau tidak boleh seperti ini!"

" Jangan ganggu aku!" seru Adit sambil berdiri.

" Aku hanya ingin menenangkanmu, saat ini kau butuh seseorang, Dit, aku mohon!"

" Kau senang kan!" teriaknya pada Isa, " kau senang Raka sudah mati, dengan begitu kau bisa memiliki ku, ini yang kau inginkan bukan!"

" Adit, tega sekali kau bicara seperti itu padaku. Kau pikir hanya kau yang kehilangan Raka, aku juga kehilangan dia!"

" Omong kosong!" cibirnya.

" Kenapa kau selalu seperti ini, kenapa kau selalu kejam padaku? Aku mencintaimu Dit. Aku tahu, aku tidak bisa melindungimu seperti Raka, aku tidak bisa mencintaimu seperti Raka. Tapi cintaku padamu tulus, aku tidak ingin kau terus seperti ini!" katanya dengan nada yang mulai pelan.

" Seperti apa? Seperti apa!" lantangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun