"Tapi saya tidak pantas menjadi hamba Allah, saya-terlalu-kotor!"
Aku mengambil kotak di sakuku dan menyodorkannya pada Fitri.
"Dik Fitri..., ada hadiah kecil buat dik Fitri. Ini saya beli....dengan-uang-hal-lal. Semoga dik Fitri mau menerima!" ku katakan hal itu dengan airmata. "Rencananya sa-ya akan menye-rahkan di-ri ke -polisi setelah memenuhi janji datang ke sini, seperti permintaan saya dulu. Dan saya akan menerima jika dik Fitri-membenci saya!"
Kulihat airmatanya semakin deras. Kulihat juga dia memungut kotak itu dan membukanya, terlihat airmatanya mengalir lagi.
"Maafkan saya dik-Fitri. Saya bu-kan pria yang baik buat dik Fitri, maafkan saya!"
"Saya-sudah, memaafkan bang Fajar!" desisnya.
"Bolehkan saya katakan sesu-atu pada dik Fitri?" tanyaku.
Gadis itu mengangguk pelan.
"Saya-men-cintai-dik Fitri. Saya min-ta dik Fitri lu-pakan saya, ka-rena-saya bu-kan orang yang pan-tas untuk di kenang!"
Fitri menggeleng lagi dengan airmata. Ku rasakan bibirku mengucap kalimat syahadat, dan aku menghembuskan nafas terakhirku dengan seketika. Tak ada rasa sakit, tak ada beban tapi aku seperti mendengar suara Fitri yang mengatakan bahwa dia mencintaiku!
**********