Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sayap - sayap Patah sang Bidadari ~ Inheritance #Part 25

6 November 2014   23:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:26 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nicky menoleh,

"Seperti kakek, kau lebih sering menampakan wajah yang menyeramkan yang membuatku merinding melihatnya!" sambung Liana. Ia mencoba membuat suasana jadi lebih baik.
"Kau pikir aku hantu!"
"Lebih menyeramkan dirimu ketimbang hantu."

Liana mengeluarkan tawa kecil, Nicky ikut tertawa. Sederhana, tapi sangat merdu dan indah.

******

William duduk di ruang tamu bersama seorang wanita yang usianya sekitar awal 40-an.

"Saya sangat senang karena anda masih mau meluangkan waktu di sela kesibukan anda!" seru William.
"Kebetulan belakangan saya tidak terlalu sibuk, terus terang saya sangat terkejut saat anda menghubungi saya secara langsung. Tapi.....siapa yang akan menjadi murid saya? Apakah anda sudah punya cicit?" tanya Miss. Veronika.
"Cicit?"
"Ya....mungkin dari salah satu cucu anda. Tai....kok saya tidak tahu pernikahannya?"
"Bukan cicit, aku belum memilikinya satupun!"
"Lalu?"
"Aku punya seorang cucu yang pernah putus sekolah. Biasanya jam segini dia akan ngobrol denganku atau membaca buku tapi.....entah kenapa kok hari ini aku tak melihatnya di sekitar rumah. Biarkan Jaya mencarinya dulu, tidak apakan anda menunggu?"
"Oh....tidak apa-apa!"

Sementara Nicky dan Liana masih ngobrol di taman bunga, mereka berada di antara bunga-bunga. Liana mencium sebuah mawar jingga, baunya harum sekali. Nicky ikut meraba mahkota yang bertebaran indah di depannya, sesekali ia akan melirik gadis yang di sampingnya. Saat memperhatikan mawar jingga itu, Liana melihat seekor ulat daun tanpa bulu. Lucuu....sekali.

Nah.....tiba-tiba muncul ide usilnya, ia memungut ulat daun itu. Berjalan pelan dan langsung meletakkan ulat kecil itu di punggung telapak tangan Nicky. Nicky terkejut, ia menatap ulat kecil itu yang mulai bergerak, lalu dengan spontan ia mengibas-ngibaskan tangannya untuk mengusir ulat itu daei tangannya sambil berteriak. Liana mulai tertawa melihat sikapnya.

Ulat itu terlempar daei tangannya, tapi bukan menjauh malah menempel di pundaknya. Nicky semakin panik dan menyapu pundaknya dengan tangan berkali-kali hingga ulat itu terjatuh ke tanah. Liana terlingkal-pingkal melihatnya. Nicky menyadari tawa yang keluar daei gadis itu, ia menatapnya tajam. Seketika Liana berhenti tertawa, tapi sebenarnya tawanya masih ingin pecah. Ia berusaha menahannya.

"Kau....kau sengaja mengerjaiku?" desis Nicky.
"Wajahnya tadi seperti anak kecil."
"Apa!"

Sepertinya Liana tahu Nicky akan menghampirinya lalu.....memukul kepalanya mungkin. Ia segera berbalik dan lari. Nicky mengejarnya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun