"Ada apa di antara kalian? Sejak resepsiku....ku lihat kalian jadi aneh. Kalian bertengkar, putus?"
"Putus, apa maksudnya putus? Kami tak pernah pacaran!"
"Beberapa hari terakhir, kamu nampak menghindarinya. Dia membuat kesalahan?"
"Aku sedang tidak mau membahasnya!"
Vida yakin terjadi sesuatu dengan mereka berdua. Maka saat sudah kembali ke kantor ia pun menelpon Arjuna ( Randi ) tapi nomornya sudah tak aktif lagi. Padahal ia ingin sekali tahu apa yang terjadi.
Karena selama beberapa hari memang tak ada kabar sama sekali tentang Arjuna Ramandika, Vida menemui bu Rani dan menanyakannya secara pribadi. Awalnya bosnya itu tak mau cerita, tapi akhirnya karena ia tahu hubungan Vida dan Airin memang sangat dekat. Ia pun akhirnya menceritakan semuanya, tentang siapa sebenarnya Arjuna Ramandika. Setelah tahupun Vida tak mencoba menanyakan hal itu pada sahabatnya. Ia malah pura-pura tak tahu saja, asalkan temannya itu tidak kembali terpuruk seperti selama ini. Tapi ia memang jarang melihat senyum di wajah Airin lagi, bahkan bisa di hitung berapa kali sahabatnya itu tersenyum. Sejujurnya ia mulai khawatir.
*****
Saat masih sibuk di mejanya, telepon di samping tangannya mengeluarkan bunyi tut...... Ia segera mengangkatnya.
"Iya pak!" jawabnya.
"Bisakah ke ruanganku sebentar!"
Airin memasuki ruangan Arjuna, mereka kini duduk berhadapan dalam diam.