"Akan kuambil apa yang paling berharga untuknya."
"TIDAK! KUMOHON JANGAN LAKUKAN ITU PADAKU!"
Aku berusaha berontak dengan sekuat tenagaku tapi segalanya tetap sia-sia. Aku merasa kotor dan jijik merasakan ciumannya di wajah dan leherku.
"TIDAAAK!"
Aku menangis dan berteriak kencang. Siapa yang bisa menolongku?
"JANGAN SENTUH DIA!"
Aku yakin aku mendengar suara Chungdae ketika aku merasa sentuhan di tubuhku terhenti. Aku membuka mataku dan pandanganku kabur oleh air mata. Chungdae berlutut di hadapanku, wajahnya terluka di banyak tempat.
"Noona, kau tak apa-apa?"
"Chungdae... Chungdae..."
Aku kehilangan kata-kata dan mulai menangis. Dengan salah satu tangannya dia mengelus pipiku sementara kami bertukar pandang.
"Aku akan melepaskanmu noona, kita akan pergi bersama dari sini, oke? Sudah, sekarang semuanya sudah baik-baik saja."