Dia memandangiku dan aku teringat kejadian di tempat ini, persis lima hari yang lalu dan pipiku terasa panas. Belum lagi ditambah apa yang sebelumnya terjadi di coffee shop. Aku memalingkan wajahku. Kenapa aku selalu membalas ciumannya? Aku mencium anak di bawah umur. Aku pastilah sakit mental. Perlahan kurasakan tangan Donghyun mengelus kepalaku. Aku kembali menoleh padanya dengan jantung yang berdebar keras. Aku tak menyangka dia jadi begitu berani sekarang. Dia mengambil rambutku.
"Let me fix it noona. Your hair looks so messy."
Aku yakin jika dia sering memberiku kejutan pastilah aku bisa sakit jantung. Donghyun perlahan memperbaiki ikatan rambutku.
"Your hair smells so good noona."
"Donghyun-ah, apakah kau sudah selesai mempersiapkan barang-barangmu?"
Aku mendorongnya menjauh dan pura-pura fokus dengan kertasku lagi. Hyereum eonni baru memasuki ruang tamu.
"Ah ya eomma, aku akan mengeceknya sekali lagi."
Donghyun cepat-cepat berdiri dan setengah berlari ke kamarnya.
"Choeun masih sibuk?" tanyanya.
"Ya, aku akan selesai sebentar lagi."
"Cepatlah istirahat karena kau pasti akan capek juga di acara karya wisata itu."