Mohon tunggu...
Monica Cicilia
Monica Cicilia Mohon Tunggu... -

International Relations Student in Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Ikon Telur dan Kelinci di Hari Paskah

3 April 2018   11:22 Diperbarui: 4 April 2018   18:54 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
thingsifoundwhenisearchedthis.com

Hariraya Paskah bagi umat kristiani jatuh pada tanggal 1 April 2018 kemarin.Dalam menyambut hari raya tersebut, berbagai tradisi pasti akan dilakukansebelum bahkan saat hari raya itu datang. Jika dalam hari raya Idul Fitriidentik dengan Ketupat, hari raya Paskah identik dengan Telur Hias dan Kelinci. Keduanya dijadikan tradisiyang seakan wajib ada selama hari raya berlangsung. Tetapi menurut CNNIndonesia ,sebenarnya tidak banyak yang mengetahui jika tradisi TelurHias dan Kelinci bukan berasal dari ajaran agama Kristen, melainkanmengikuti tradisi lain.

Perayaan paskah berawal dari peringatan Festival Anglo Saxon yaitu merayakan Dewi Eastre untuk meminta datangnya musimsemi. Para misionaris Kristenmenggabungkan kedua perayaan tersebut untuk mendorong pertobatan. Sedangkan telur adalah bagian dari perayaan tersebut.

Dalamagama kristen, sejak abad ke-13 sudahberkembang tradisi telur paskah yang di hias. Dahulu, telur paskah hanya di hias warna merah sebagaisimbol dari darah Yesus, tapi sekarang mulai dihias dengan berbagai warna. Telur paskah melambangkan kelahiran dankebangkitan Kristus yang rela sengsara demi menebus dosa manusia.

(REUTERS/Antonio Bronic)
(REUTERS/Antonio Bronic)
Tradisi menghias telur sudah lama ada di Inggris pada tahun 1290. Saat itu, Edward I membeli 450 telur yang akan dihias dengan daun keemasan dan diberikan kepada pasukan kerajaan untuk perayaan Paskah. Kemudian pihak Vatican mengirimkan sebuah telur yang dibungkus oleh pelindung perak yang dikenal dengan nama egg silveratau telur perak kepada Henry VII. Makanya di akhir abad 19 dan awal 20, Telur hias Paskah menjadi hal yang selalu diberikan kepada anak-anak.

shutterstock.com
shutterstock.com
Sedangkan simbol Kelinci berasal dari tradisi merayakan Dewi Eostre atau dewi musim semi atau dewi kesuburan yang sedang memegang telur dan kelinci.

bbc.co.uk / getty images
bbc.co.uk / getty images
Pada intinya, tradisi telur dan kelinci dari festival ini adalah sebagai cara untuk menyebarkan agama Kristen oleh para misionaris. Dalam sebuah situs katolik, Kelinci disebutkan sebagai binatang yang dihubungan dengan musim semi dan kehidupan baru. Orang Yunani kuno juga percaya bahwa Kelinci bisa berkembang biak sebagai perawan dan dihubungkan dengan Maria, ibu Yesus.

Perayaan paskah tidak hanya identik dengan Telur dan Kelinci. Di negara barat seperti di benua Eropa juga ada tradisi lama membagikan permen di tahun 1800-an dimana saat itu permen telur cokelat pertama kali dibuat. Sekarang variasi bentuk permen seperti bentuk Telur atau Kelinci sangat mudah ditemui dan juga menjadi tradisi untuk hari raya Paskah.

bbc.co.uk / getty images
bbc.co.uk / getty images
Sama seperti perayaan Idul Fitri yang mewajibkan umatnya untuk berpuasa, dalam menyambut Paskah umat juga diwajibkan untuk berpuasa dan berpantang. Semoga artikel ini dapat memberi pengetahuan baru terutama bagi mereka yang merayakan Paskah tentang tradisi telur dan kelinci yang bukan ada dari sana-nya melainkan adanya latar belakang dibalik tradisi tersebut.

Lebih daripada itu, semoga mereka yang selama sebulan berpuasa dan berpantang demi menghayati sengsara dan wafatnya Tuhan dapat terlahir dengan diri dan iman yang semakin bertumbuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun