Mohon tunggu...
putri ayulestari
putri ayulestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - :)

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerita Keluarga Bapak Yanto

3 Juni 2022   14:59 Diperbarui: 3 Juni 2022   15:10 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak- hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kemiskinan merupakan masalah global.

Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu masyarakat menjadi miskin bukan karena tidak bisa makan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya materi. Kalau dari kehidupan modern pada saat ini, mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan kesehatan, dan kemudahan - kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.

Sekarang kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan memang dapat menyebabkan beragam masalah dan masalah itu harus dipecahkan oleh pemerintah karena jika masalah itu tidak dapat dibereskan maka akan muncul masalah-masalah baru yang lebih banyak lagi. 

Dan juga banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi merekasulit untuk berobat ke dokter karena mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu kemiskinan (BPJS) tapi itu tidak menjamin di rumah sakit.

Nah disini aku akan menceritakan sedikit tentang kisah salah satu warga di Kabupaten Malang tepatnya di daerah Dau. Beliau adalah seorang pejuang rupiah yang bekerja keras demi menghidupi ekonomi keluarganya. Beliau bernama Bapak Yanto yang berasal dari desa Karang Widoro. Saat ini beliau berumur 54 tahun. Bapak Yanto memiliki 2 orang anak laki-laki. 

Anak pertama beliau bersekolah SMP Muhammadiyah 6 Kota Malang dan anak keduanya bersekolah di SDN Karang Widoro 2.

Selama bertahun-tahun beliau bekerja sebagai tukang gali kubur di desa. Karena penghasilan dari pekerjaan itu, beliau mencari pekerjaan lain yang bisa beliau kerjakan seperti mencari rumput untuk ternak orang lain, menggarap ladang, dan lain-lain yang sekiranya halal untuk menghidupi istri dan anak-anaknya.

Beliau berkata "saya ikhlas menjalani dan melakukan apapun yang saya bisa selama itu halal dan keluarga saya dapat tercukupi ekonominya". Beliau bekerja keras melakukan pekerjaan apapun selama itu halal dan tidak merugikan orang lain maka beliau tekuni pekerjaan tersebut.

Beliau bekerja mulai dari pagi hingga sore hari. Saat pagi beliau berangkat jam 7 untuk menggarap ladang jeruk hingga siabg hari. Beliau istirahat sebentar, kemudian dilanjut dengan mencari rumput untuk ternak hingga sore hari. Semua pekerjaan itu beliau lakukan setiap hari. Dari pekerjaan tersebut, penghasilan yang beliau dapatkan kurang lebih 50.000 (lima puluh ribu rupiah) per harinya.

Terkadang beliau mendapat bantuan dari pemerintah di daerahnya seperti beras, gula, minyak, kopi, dan lain-lain. Anaknya pun juga mendapat bantuan berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk membantu meringankan pembayaran sekolah dan mencukupi kebutuhan sekolah anak-anaknya. Beliau bersyukur meskipun kehidupannya bisa dibilang kurang,

namun masih diberi rezeki dari Tuhan lewat tetangga dan pemerintah sehingga kehidupan ekonomi beliau bisa tercukupi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun