Mohon tunggu...
waliyulhamdi
waliyulhamdi Mohon Tunggu... web developer berbasis CMS Open Source -

pencerita, penikmat buku dan ... atau apalah

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Elegi Buku di Akhir Zaman Revolusi Gutenberg

20 Desember 2015   09:51 Diperbarui: 20 Desember 2015   10:57 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Sebagaimana dunia musik yang tidak lagi terlalu mementingkan bentuk fisik seperti piringan atau pita magnetik, buku pun kini mulai populer dalam bentuk file e-Book dan karena dia berbentuk file maka seperti file MP3 file e-Book juga dengan mudah dapat ditransfer dengan menggunakan teknologi internet. Sebagaimana Legenda Napster, di beberapa tempat di internet dijadikan tempat berbagi e-Book secara bebas/ilegal (buat anda yang tidak suka mengkonsumsi file ilegal, beberapa tempat menjadi tempat berjualan e-Book legal). Kemudahan memperoleh e-Book di internet hanya memerlukan usaha “lagi-lagi anda cukup” berselancar dengan bantuan mesin pencari (ada upaya menghambat kebiasaan berbagi file e-Book dengan menggunakan teknolgy yg diberi nama DRM (digital right management) namun upaya membatasi ini terus berusaha dipatahkan oleh orang-orang yang tidak begitu suka dengan pembatasan yang dilakukan oleh pihak pebisnis buku).

Kemudahan memperoleh e-Book terus meningkat namun berbanding terbalik dengan bisnis buku berteknologi hardcopy dan e-Book yang sampai hari ini belum begitu menggembirakan. Kelesuan bisnis e-Book sama halnya kelesuan bisnis lagu saat file MP3 sangat populer. Berbeda dengan nasib para pebisnis buku dan e-Book, para pembaca bergembira merayakan kemerdekaan mereka dalam menikmati bacaan. Para pembaca dapat dengan mudah berbagi file e-Book dengan teman melaui internet atau dengan cara copy-paste. Lantas bagaimana nasib para penulis, para penulis (sebagaimana para pebisnis) tidak bisa lagi mendikte pembaca melalui ulasan-ulasan pihak-pihak tertentu tentang buku layak baca. Para pembaca bisa mencari e-Book dengan mudah, membacanya, dan menilai sendiri, jika tidak berkenan maka pembaca dapat dengan mudah menghapus file e-Book tersebut dan mencari e-Book yang lain yang “mungkin” menurutnya layak baca oleh karenanya penulis betul-betul dituntut untuk terus berkarya dan melahirkan karya-karya layak baca. Untuk memproduksi dan mendistribusikan karyanya penulis kini dapat melakukannya secara mandiri (mengetiknya di komputer lalu membagikan filenya tanpa perlu lagi melalui bisnis percetakan yang ribet dengan segala aturan serta standarisasinya yang belum tentu sesuai dengan selera penulis dan pembaca).

Sebagaimana para artis yang betul-betul melahirkan karya yang bermutu akan membuka pintu-pintu konser/show, penulis yang betul-betul menghasilkan karya yang bermutu dan disuka pembaca akan menjadi populer dan pintu-pintu untuk menjadi pembicara dalam berbagai acara akan terbuka untuk mereka.

Jadi sebagaimana dalam dunia musik dimana artis dan para penikmat musik merayakan kemerdekaan mereka, dalam dunia buku pun para penulis dan pembaca bisa merayakan kemerdekaan mereka dengan e-Book.

Namun tidak seperti dalam dunia musik, cerita tentang e-Book baru dimulai seiring popularitas smartphone (yang kini diproduksi secara massal) serta perangkat komputer portable lainnya yang bisa dijadikan perangkat pembaca e-Book dan lubang kubur bisnis buku berteknologi hardcopy baru digali. Apakah pada nisannya akan tertulis “bisnis buku berteknologi hardcopy – lahir 1440” kita lihat saja nanti

 

Referensi :

http://ictwatch.com/internetsehat/2012/11/13/sekilas-sejarah-mp3/

https://id.wikipedia.org/wiki/Audio_digital

https://id.wikipedia.org/wiki/MP3

https://en.wikipedia.org/wiki/E-book

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun