Jadi ini kampanya anti koruptor dan juga terpidana lain seperti kriminal membunuh oran gdst dsb tentu harus jalan terus. Kalau tidak ya percuma saja kampanya tentang Revolusi Mental. Sebab itu harus dipraktekkan dengan kinerja delivery dan bukan dengan indoktrinasi atau penataran model Kader Nasakom atau Manggala P 7 zaman Orla dan Orba.Â
Zaman Reformasi, butuh praktik, contoh soal dan itu yang diberikan oleh Presiden. Sayangnya itu tidak dilakukan secara simultan, massif dan terstruktur. Seluruh birokrati terutma justru diujung tombak, Â resepsionis di ujung kantor yang melayani admin awam dan masayrakat itu harus bermental steward danbukan pemburu rentu.Kalau itu terjadi niscaya Indonesia tidak perlu malah ketinggalan dari RRT yang baru membangun 1979 sejak Deng Xiao Ping kembali ke teori pasar karena gagal Marxisme 30 tahun. Sedang Soeharto sibuk membangun sejak 1967 hanya menemukan dirinya terpuruk 1998.
CW: Wah kelihatan gampang tapi sulit menerapkan wejangan itu pak.
BK: Ya kalau menurut saya jer basuki mawa bea tetap berlaku kapan saja dimana saja dan rezim apa saja. Anda harus produktif, kreatif, proaktif dan berinisiatif dan menghasilkan yang tangible infra struktur maupun yang intangible, rezim dan sistem pelayanan masyarakat yang memberdayakan masyarakat. Â Saya dari atas sini hanya bisa "berdoa" dan mengharapkan Indonesia tidak perlujalan ditempat gonta ganti rezim dan sistim kiri kanan, proklamator sipil, jendral militer, tapi kinerjanya akhirnya memble semua rupiahnya bangkrut.Â
Sebab kata kuncinya adalah delivery, produksi, ekspor surplus. Kalau mau sulap sihir dan "mujizat" tidak mungkin bisa terjadi sebab Tuhan tidak akan memberkati orang yang korupsi dan menindas HAM rakyatnya sendiri dengan pelbagai alasan konyol dan berapi api seperti elite yang gonta ganti posisi. UUD digonta ganti, sistem pemilu digonta ganti semua tujuannya untuk melanggengkan kekuasaan agar orang lain susah . Seperti judisial review tentang presidential threshold kan semuanya berbasis agenda subyektif oposisi terhadap incumbent.Â
Tapi percayalah Tuhan tentu lebih cerdas dari elite BKM Dekrit sudah 59 tahun kok masih  mau diotak atik lagi., Ayo kita makan nasi goreng HI yang dulu Cuma Rp. 1.500 sudah paling mahal se Indonesia di tahun 1962. Sekarang lebih baik tidak membaca nolnya saya malu kenapa 7 presiden semua keok sama kurs.
CW:Terima kasih atas lunch nasi goreng HI. Â .Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H