"Hari ke hari dunia semakin menjadi-jadi. Entahlah mengapa semua ini terjadi .."
Emang bener lirik di lagu Cucak Rowo, "jamane, jamane jaman edan.." maksudnya sekarang zaman gila. Entah dari iklim ataupun cuaca yang jadi aneh akhir-akhir ini, sampai orang-orang yang di dunia ini.
Beberapa orang bahkan mayoritas orang percaya kalau IPTEK memang diperlukan dan tidak akan pernah mati sampai kapanpun. Karena sekarang kita di era globalisasi dan berbagai pilihan barang elektronik canggih semakin beragam, tentunya ini membuat kita menjadi dilemma memikirkan hal-hal apa yang kita butuhkan dan sesuai dengan ekonomi keluarga kita.
Smartphone misalnya. Benda mewah ini termasuk salah satu hasil kebudayaan konsumtif di negara kita. Kebudayaan gengsi dan membutuhkan uang yang banyak untuk mendapatkan benda ini. Tak jarang benda ini menimbulkan kontroversi di kalangan menengah kebawah, semacam Bunuh Teman Karena Blackberry.
Ga cuma anak muda yang berkuasa, orang tua pun juga. Jelas dong, karena yang punya uang sebanyak apapun buat beli barang gengsi ini cuma orang tua. Sering terlihat di facebook, twitter dan jejearing sosial lain para kaum ini (orangtua) juga punya akun gaul nya anak muda. Mayoritas teman-teman yang saya beri kuisioner cenderung terganggu dengan kehadiran para orang tua gaul di jejaring sosial yang mayoritas di kuasai para anak muda.
Pakai modus "ngawasin anak," eh malah eksis sendiri di dunia maya. Memang banyak orang tua yang berkedok itu, tapi justru mengganggu.
"Sering ganggu, ngrusuhi, malah cenderung membuka aib anak.Ada juga ortu yang jadi ababil, contoh: ke mall aja update status, kakinya luka update lagi, marahan sama istrinya juga ikut update," kata Gina teman di Semarang
"... kitanya gak nyaman, gak bisa frontal-frontalan gitu. Dan buat apa ya to buat akun facebook/twitter gitu?" Pendapat Icha
"..percuma aja kita tau aktifitas mereka di dunia nyata ngapain perlu tau aktifitas mereka di dunia maya. Kita udah tau luar dalem ortu, ngapain lagi pakae kenalan di dunia maya?" Begitu pendapat Galuh teman SMP
Ada juga beberapa teman yang setuju dengan kehadiran orang tua gaul ini.
"Paling juga untuk sebagai media komunikasi.. Nek biasane aku ndelok, wong tua nganggo sosial media kuwi nggo komunikasi kro konco-koncone pas SMP/SMA sing mbiyen," terang Aryo teman di SMA
"Ga masalah, karena menurutku jejaring sosial itu kan buat nyari temen, orangtua kan juga fine-fine aja kan nyari temen yang seumur sama dia. Juga sekarang jejaring sosial bisa buat kegiatan komersial o," jelas Antya
"Gakpapa sih, kan biar tau informasi anaknya. kan kalo anaknya macem-macem bisa ketauan," jelas Bias teman SMA
Beberapa juga jawab agak nyeleneh,
"Hebat. Orangtuanya mungkin mau ngalahin ke-eksis-an anaknya," canda Novia kenalan di jejaring sosial
"Tidak setuju karena malah berpotensi orang tua jadi lebih gaul daripada kita sendiri," tegas Winson
Ga cuma perilaku orang tua di dunia maya, di dunia nyata mereka juga ikut bertingkah. Kira-kira 2 minggu lalu aku lihat seorang Ibu-ibu, mungkin sekitar 45 tahun ke atas sedang asyik main game Plants vs Zombies di handphone Android-nya. Mungkin biasa saja ya? Tapi kalau Ibu ini main di dalam gereja dengan alasan "nunggu misa mulai" apa masih bisa ditoleransi ? Keranjingan game ternyata tidak hanya anak muda ya?