Mohon tunggu...
Kristina Nurhayati
Kristina Nurhayati Mohon Tunggu... Penulis - opini

opini

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Corona dan (Mungkin) Dampaknya Kelak

16 April 2020   00:19 Diperbarui: 16 April 2020   00:17 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hari ini sudah 28 hari bekerja dari rumah dengan segala persoalan barunya, mulai dari beradaptasi dengan kegiatan bekerja dengan media daring, hingga harus membiasakan diri menjaga jarak saat berada di tempat umum. Ya.. tentu ini tentang virus Corona. Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. 

Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian. Bukan hanya kematian fisik seseorang, tetapi banyak juga yang menyebabkan kematian hati nurani, dimana jenazah korban virus ini ditolak dikebumikan, atau stigma dan cibiran masyarakat terhadap seseorang yang diduga terpapar. 

Namu di tengah sulitnya kondisi saat ini tidak sedikit yang kemudian berbaik hati membantu saudara yang kurang beruntung dengan berbagai macam donasi yang dibutuhkan. Sampai Selasa (14/4)Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia terus bertambah. Dalam 24 jam terakhir, terjadi penambahan 282 kasus. 

Sehingga total menjadi 4.839 kasus positif Corona di Indonesia. Berdasarkan data pemerintah, jumlah pasien yang sembuh juga bertambah 46 orang. Menjadi 426 orang. Sedangkan untuk korban meninggal dunia melonjak 60 kasus. Sehingga total 459 orang meninggal dunia.(www.covid19.go.id)

Seluruh dunia saat ini sedang berperang melawan virus ini, termasuk Indonesia. Banyak upaya yang sudah dilakukan pemerintah dan pihak terkait untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini, mulai dari himbauan untuk tetap di rumah hingga PSBB. PSBB  merupakan singkatan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar yang dianggap mampu mempercepat penanggulangan sekaligus mencegah penyebaran corona yang semakin meluas di Indonesia. 

Media cetak dan elektronik dipenuhi dengan informasi tentang cara pencegahan penularan. Memakai masker saat keluar rumah, selalu menjaga kebersihan dengan mandi dan cuci tangan, tidak berjabat tangan, menghindari kontak fisik, hingga menghindari kerumunan, bahkan larangan untuk mudik karena tidak ada jaminan bahwa yang bersangkutan tidak terpapar. 

Mulai dari himbauan hingga tindakan tegas dengan ancaman denda dan kurungan badanpun telah dilakukan agar tidak bertambah korban kekejaman virus ini. Seluruh dunia berharap pandemi ini segera berakhir mengingat banyak sektor yang kemudian lumpuh, dengan kerugian yang tidak sedikit. 

Sebagai warga negara yang baik kita harus mengikuti anjuran pemerintah yang pastinya sudah melalui pertimbangan yang ketat. Sampai saat ini belum ada info kapan pandemi ini akan berakhir, ini berarti bersabar untuk tetap di dalam rumah adalah pilihan yang terbaik untuk waktu yang belum ditentukan. 

Harapan bersama setelah pandemi ini berakhir semua dapat kembali seperti semula dan sebagaimana seharusnya, bekumpul, budaya berjabat tangan, berpelukan, cium pipi dan yang lainnya sebagai wujud sopan santun, menghargai dan kasih sayang. Semoga tidak terbiasa dengan tidak bersosialisasi, tidak takut bersentuhan dengan orang lain, tidak memandang rendah mereka yang bekerja tidak di tempat yang cukup higienis, tidak takut menggunakan fasilitas umum dan sebagainya. 

Karena ketika pandemi ini hilang, dan kemungkinan besar obat dan vaksin akan ditemukan, tetapi ketakutan terhadap virus ini akan sulit hilang. Tidak ada yang ingin sakit ataupun tertular. Semoga jargon hindari virusnya bukan orangnya dapat dilaksanakan, bukan hanya sekedar jargon. Dan yang terpenting jangan sampai lupa cara menghormati, menghargai, menyanyangi setelah pandemi ini berakhir, agar kembali dapat bergandengan tangan bersama Indonesia berbudaya. Indonesia bisa..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun