Melihat info akhir-akhir ini mendekati even dunia GP1 yang sangat menyayangkan. Merinding semua bagian tubuhku, serasa bergelora melihat berita dan keadaan yang dihadapi Rio. Rio seorang pembalap GP yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya di lintasan. Sebuah sejarah anak Indonesia bisa menjadi juara di turnamen GP. Kehadirannya yang tidak dirindukan oleh siapapun, dari warga, pemerintah, bahkan panitia penyelenggara kegiatan GP.
Begitu malangnya nasib seorang pembalap Indonesia ini. Seakan anak kehadiran rio dalam dunia balap GP ini layaknya anak haram. Bagaimana tidak, begitu besar semangat dan niat baiknya namun tidak ditanggapi secara positif oleh Indonesia. Mengingat dulu pernah dilecehkan karena diduga melakukan kecurangan yang hanya fiktif belaka.Menangpun tidak diduga kala itu oleh panitia. Upacara pengangkatan juara kala itu tidak ada kaset lagu kebangsaan Indonesia dan juga bendera merah putih. Dengan berbangga hati Rio memakai bendera Polandia kemudian dibalik, dan dengan hati yang sangat menggebu-gebu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia sendirian di tengah panggung.
Mendekati even selanjutnya yaitu GP 1. Rio bermaksud mengikuti perlombaan ini, namun seakan dia kedatangan mimpi yang sangat buruk. Orang Tua kandungnya (baca : Indonesia) yang melahirkan ke dunia tidak mau mendukungnya. Bagaimana tidak kejam, tinggal mendukungnya saja tidak mau. Padahal tidak harus mengeluarkan pengorbanan yang besar, ah salah kecil. Namanya juga anak haram bagaimana ingin dipedulikan? Ah Indonesia apa punya anak yang suci?
Kandaslah keinginan untuk mengharumkan nama baik Indonesia. Padahal pernah ditawari untuk pindah kewarganegaraan, namun hatinya masih bergelora untuk mendukung Ibu pertiwi-nya. Indonesia pernah kehilangan teknokrat kita, jangan sampai kita kehilangan Rio tercinta ini. Di mana dukungan untuk Rio???
Satu kata untuk Rio, Semangat!!! Walau kamu tidak tahu siapa kami. Kan selalu mendukungmu, ingat pundak kami siap untuk menopangmu.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H