Mohon tunggu...
xoggy
xoggy Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi makan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini Berita tentang Balap Liar di Kedung Cowek Surabaya Dibubarkan, 6 Remaja Diamankan

27 November 2024   14:00 Diperbarui: 27 November 2024   14:04 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fenomena Remaja Balap Liar, Sudah di anggap biasa? 

Baru-baru ini, polisi mengamankan enam remaja yang terlibat balap liar di kawasan Kedung Cowek, Surabaya. Peristiwa ini menyoroti fenomena balap liar yang kian meresahkan di kalangan anak muda. Meski sering dilakukan di malam hari ketika jalanan sepi, balap liar tetap mengancam keselamatan banyak pihak dan menciptakan gangguan serius terhadap ketertiban umum.

Kasus penangkapan enam remaja ini memperlihatkan bahwa balap liar bukan lagi sekadar aksi iseng atau hiburan bagi kalangan tertentu. Ia menjadi budaya yang berakar kuat di beberapa kelompok anak muda, terutama mereka yang haus akan pengakuan sosial. Sebagian dari mereka melihat balap liar sebagai ajang untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam mengendarai motor atau sekadar meraih pengakuan dari teman-teman sebaya. Sayangnya, pencarian jati diri melalui cara ini menempatkan mereka di jalan yang berbahaya.

Dari sudut pandang hukum, tindakan ini jelas merupakan pelanggaran. Mereka tidak hanya mempertaruhkan keselamatan diri sendiri, tetapi juga membahayakan orang lain yang menggunakan jalan yang sama. Tindakan polisi yang mengamankan para remaja tersebut sudah tepat sebagai upaya preventif untuk mengurangi risiko kecelakaan. Namun, penindakan hukum saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah ini.

Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan oleh pemerintah setempat adalah menyediakan sirkuit atau tempat balap resmi bagi para penggemar balap motor, khususnya bagi remaja. Dengan adanya fasilitas yang aman dan legal, mereka bisa menyalurkan hobi balap mereka tanpa harus melanggar hukum atau membahayakan diri dan orang lain. Selain itu, program edukasi berkendara yang aman juga harus lebih diperkuat, agar para remaja memahami risiko yang mereka hadapi ketika terlibat dalam balap liar.

Pada akhirnya, peran keluarga dan sekolah juga sangat penting dalam mengatasi fenomena ini. Orang tua harus lebih aktif dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka, sementara sekolah dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bahaya balap liar melalui pendekatan pendidikan. Dengan pendekatan yang holistik dan kerja sama dari semua pihak, diharapkan fenomena balap liar yang melibatkan remaja dapat ditekan dan tidak terus berulang.

Kejadian di Kedung Cowek ini seharusnya menjadi peringatan serius bagi kita semua. Enam remaja yang diamankan adalah potret dari masalah yang lebih besar. Jika tidak segera ditangani dengan bijak, bukan tidak mungkin akan lebih banyak lagi generasi muda yang terjerumus dalam aksi berbahaya ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun