Aku diperkosa oleh orang tua ku sendiri. Aku tidak mungkin memberontak. Aku sungguh tidak berdaya dihadapan mereka. Di mata mereka, aku tidak lebih dari seorang budak. Karena itu, aku pasrah saja dengan apa yg mereka lakukan kepadaku. Celakanya, aku malah ketagihan.
Ketika aku masih kanak-kanak, semua terjadi di rumah. Di saat sepi bahkan saat2 kumpul bersama anggota keluarga yg lain. Ortu, ayah, ibu, paman, bibi, tante, kakek, nenek, semua memperkosa aku.
Ketika mulai beranjak remaja. Aku dibawa ke gereja. Aku diperkosa di gereja. Aku dipaksa percaya, ALLAH itu punya anak. Padahal ALLAH tidak punya istri. Katanya, ALLAH tidak perlu istri untuk beranak. Karena anak ALLAH disini bukanlah anak biologis. Kamu harus percaya. Jangan gunakan otak kamu. Karena kalau kamu gunakan otak mu, kamu tidak akan beriman.
Suatu saat anak ALLAH itu mati. Katanya, untuk menebus dosa umatnya. Tetapi anehnya, ibu selalu melarang aku, tidak boleh begini tidak boleh begitu (jangan, itu dosa). Tetapi aku diam saja. Aku ikut saja apa kata ibu. Begitulah, dengan berbagai cara dan gaya, dengan berbagai dogma dan doktrin, aku terus diperkosa ibu. Tetapi yg diperkosa bukan jasad ku tetapi jiwa ku. Yang diperkosa bukan ragaku tetapi PIKIRAN ku.
Pada akhirnya semua yg semula di paksakan, lama2 manjadi KEYAKINAN. Dan akupun merasa MANCAAP. Lalu aku KETAGIHAN.
HAHAHA .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H