Mohon tunggu...
xmaL com
xmaL com Mohon Tunggu... -

Dalam proses untuk kembali kepada-Nya.\r\n\r\nSelebihnya,\"Kamu tidak perlu mengenal siapa aku. Karena aku datang kepadamu bukan sebagai pribadi - terdiri dari darah, daging dan tulang. Tetapi, aku datang kepada mu sebagai cahaya yang mengalir bersama gelombang energi yang memancar melalui kalimat-kalimat ku. Maka, bacalah oleh kamu kalimat-kalimat ku itu. Mudah-mudahan kamu termasuk orang-orang yang mendapat petunjukā€¯. (xmalcom:25:12:2010)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Diperkosa berkali-kali. Akhirnya Ketagihan

17 Desember 2010   04:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:39 10200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Aku diperkosa oleh orang tua ku sendiri. Aku tidak mungkin memberontak. Aku sungguh tidak berdaya dihadapan mereka. Di mata mereka, aku tidak lebih dari seorang budak. Karena itu, aku pasrah saja dengan apa yg mereka lakukan kepadaku. Celakanya, aku malah ketagihan.

Ketika aku masih kanak-kanak, semua terjadi di rumah. Di saat sepi bahkan saat2 kumpul bersama anggota keluarga yg lain. Ortu, ayah, ibu, paman, bibi, tante, kakek, nenek, semua memperkosa aku.

Ketika mulai beranjak remaja. Aku dibawa ke gereja. Aku diperkosa di gereja. Aku dipaksa percaya, ALLAH itu punya anak. Padahal ALLAH tidak punya istri. Katanya, ALLAH tidak perlu istri untuk beranak. Karena anak ALLAH disini bukanlah anak biologis. Kamu harus percaya. Jangan gunakan otak kamu. Karena kalau kamu gunakan otak mu, kamu tidak akan beriman.

Suatu saat anak ALLAH itu mati. Katanya, untuk menebus dosa umatnya. Tetapi anehnya, ibu selalu melarang aku, tidak boleh begini tidak boleh begitu (jangan, itu dosa). Tetapi aku diam saja. Aku ikut saja apa kata ibu. Begitulah, dengan berbagai cara dan gaya, dengan berbagai dogma dan doktrin, aku terus diperkosa ibu. Tetapi yg diperkosa bukan jasad ku tetapi jiwa ku. Yang diperkosa bukan ragaku tetapi PIKIRAN ku.

Pada akhirnya semua yg semula di paksakan, lama2 manjadi KEYAKINAN. Dan akupun merasa MANCAAP. Lalu aku KETAGIHAN.

HAHAHA .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun