Mohon tunggu...
xipa2angelinautotukan
xipa2angelinautotukan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Berbahasa dalam Budaya di Setiap Daerah

28 November 2024   18:40 Diperbarui: 28 November 2024   18:52 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam beberapa artikel di laman internet, orang orang mendefinisikan etika berbahasa sebagai cara setiap individu berkomunikasi sesuai aturan yang berlaku di masyarakat. Aturan beretika ini di maksudkan agar terjalin komunikasi yang baik dan sehat di antara perorangan dengan perorangan maupun perorangan dengan masyarakat. Contoh dari etika berbahasa adalah, berbicara dengan kalimat yang jelas dan tidak menggunakan kata kata yang dapat menyinggung lawan bicara. Etika berbahasa juga mngeatur bagaimana agar setiap generasi dapat membedakan cara berkomunikasi antara ketika sedang bersama teman sebayanya dan ketika sedang bersama orang yang lebih tua atau lebih dihormati seperti pemimpin suatu perusahaan dan suatu daerah.

Namun seperti yang kita tahu, bahwa Indonesia ini memiliki berbagai keanekaragaman suku dan bahasa pada setiap daerah di setiap pulau. Perbedaan budaya ini ternyata sangat berpengaruh dalam aturan etika bahasa di setiap daerah nya. Walaupun di dalam satu pulau terdiri dari sekian banyak daerah yang saling berdempetan, tetapi cara berbicara dari satu daerah dengan daerah yang bersampingan, bisa sangat berbanding terbalik. Hal ini seperti pisau yang bermata dua, karena di satu sisi perbedaan etika berbahasa menjadikan Indonesia semakin kaya akan keunikan yang membedakannya dengan negara negara di luar sana. Di sisi sebaliknya, pemahaman akan aturan berbahasa yang berbeda beda tiap daerah ini membuat berbagai perpecahan dalam masyarakat hanya karena kesalahpahaman.

Banyak sekali kasus kasus cekcok berujung perkelahian bahkan hingga penghilangan nyawa, hal tersebut bahkan hanya didasarkan karena satu pihak tidak memahami ataupun merasa tersinggung dengan cara bicara lawan bicara nya. Karena itu mari mempelajari perbandingan Etika dalam berbahasa di setiap daerah.

Di era milenial dan Gen Z seperti sekarang, telah marak penggunaan bahasa gaul dalam perbincangan sehari hari. Sebagai contoh penyebutan "aku" dan "kamu" di daerah Jakarta dan sekitarnya, menggunakan sebutan "gue" dan "lu". Baik tua maupun  muda menggunakan kata kata tersebut dalam kehidupan sehari hari. Walupun penggunaannya telah merambat ke berbagai daerah lain, namun sebagian besar masyarakat tetap menggunakan sebutan yang sebenarnya. Hal yang menjadi menarik dan menurut saya bisa menimbulkan ke salahpahaman adalah, diluar daerah asli bahasa tersebut, penggunaanya masih dianggap tidak sopan dan melanggar aturan berbahasa yang dianut warga lokal nya. Sebaliknya ketika kamu berada di daerah Jakarta dan sekitarnya, penyebutan "aku" dan "kamu" dianggap aneh bahkan dipertanyakan. Pasalnya ternyata penggunaanya hanya di berlakukan pada sepasang kekasih dan dianggap sebagai panggilan intim antar dua atau lebih orang yang saling mengasihi. Sehingga tak jarang terjadi perdebatan dan cekcok akibat kecemburuan yang  di landaskan kesalahpahaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun