Mohon tunggu...
Muhammad Bintang Al Barid
Muhammad Bintang Al Barid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hukum Universitas Muhammadiyah Malamg

Hobi : Hockey Indoor Topik: Hukum, Politik,Olahraga, dan Ham

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Hidup dan Kedamaian

19 November 2024   13:49 Diperbarui: 19 November 2024   13:59 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul Buku: Yang Katanya Cemara
Penulis: Vania Winola
Penerbit: Bhuana Sastra
Tahun Terbit: 2022
Jumlah Halaman: 200 halaman
Peresensi : Muhammad Bintang  Al Barid 

“Yang Katanya Cemara” mengisahkan perjalanan kehidupan remaja bernama Teta yang tinggal di sebuah desa kecil di Indonesia. Teta merupakan sosok yang gemar bertanya tentang makna kebahagiaan dan arti kedamaian dalam kehidupan. Ia sering membayangkan dunia yang berbeda, terutama karena ia merasa hidupnya terkungkung di desa yang tak banyak perubahan. Melalui petualangan kecil dan interaksinya dengan keluarga, teman-teman, serta alam sekitarnya, Teta berusaha mencari apa yang disebut sebagai “kebahagiaan sejati.” Interaksi Teta dengan keluarga, teman-teman, dan alam membawanya pada refleksi mendalam tentang apa sebenarnya kebahagiaan sejati. Apakah kebahagiaan itu berada jauh di luar sana, atau justru tersembunyi dalam hal-hal yang selama ini ia anggap biasa? “Yang Katanya Cemara” mengajarkan bahwa kebahagiaan sering kali hadir dalam keheningan, di tengah detak kehidupan sederhana.

“Yang Katanya Cemara” adalah sebuah novel yang menggambarkan kehidupan pedesaan dengan segala kearifan lokal dan kesederhanaannya. Lewat latar yang penuh keindahan alam dan budaya, cerita ini mengangkat perjuangan seorang remaja bernama Teta yang berusaha memahami arti kehidupan. Teta sering kali mencari ketenangan di bawah pohon cemara yang berdiri kokoh di pinggir desa. Bagi Teta, pohon ini bukan sekadar bagian dari lanskap desanya, tetapi tempat ia menemukan kedamaian di tengah kegelisahan. Pohon cemara menjadi simbol penting dalam hidupnya, menjadi saksi dari perjalanan batin dan proses pendewasaan yang ia jalani, hingga akhirnya ia tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijaksana.

Selain kisah Teta, novel ini juga menyelipkan cerita tentang Vania, seorang tokoh yang menghadapi trauma keluarga akibat propaganda yang mengubah hidupnya. Pengalaman pahit itu tidak membuat Vania menyerah, melainkan menjadi bahan bakar untuk bangkit dan menemukan kekuatannya. Kini, Vania dikenal sebagai inspirasi bagi banyak anak muda, terutama melalui akun TikTok-nya, *Vania Winola*, di mana ia sering berbagi cerita perjuangan, motivasi, dan prestasi gemilang di dunia pendidikan. Vania adalah contoh nyata bagaimana kesulitan bisa diubah menjadi kekuatan, memberikan pesan bahwa masa lalu yang kelam bukanlah akhir dari segalanya.

Novel ini menggabungkan dua kisah yang berbeda tetapi saling melengkapi: perjalanan batin Teta dalam mencari makna kebahagiaan sejati, dan perjuangan Vania dalam bangkit dari keterpurukan. Dengan narasi yang menyentuh dan penuh makna, “Yang Katanya Cemara” tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang mendalam. Cocok untuk pembaca yang mencari inspirasi dan pelajaran hidup.Kedalaman Karakter Vania Winola di dalam buku ini berhasil menampilkan karakter Teta dengan begitu nyata dan relatable, terutama bagi pembaca remaja yang juga tengah mencari identitas diri dan makna hidup. Deskripsi yang kuat menjadi salah satu alasan mengapa buku ini menjadi menarik, salah satunya ialah karena latar desa yang sederhana namun memiliki makna mendalam dihadirkan melalui deskripsi yang rinci, sehingga pembaca bisa membayangkan lingkungan pedesaan yang penuh kedamaian. 

Tidak hanya itu pada beberapa halaman dalam buku juga terpadat gambar-gambar yang dimana hal itu akan membuat pembaca merasa tidak bosan untuk menyelesaikan buku tersebut, Bahasa yang digunakan pun Bahasa sehari-hari yang bisa di pahami lebih mudah oleh pembaca terutama. Nilai-nilai kehidupan terdapat dalam  buku ini tidak hanya sekadar bercerita, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai kehidupan seperti kesederhanaan, kearifan lokal, dan pentingnya keluarga. Dibalik kebahagiaan yang Vania Winola berikan dalam konten Tiktok nya ternyata banyak terpendam cerita yang sangat menyedihkan bagi keluarga Vania yang tertuang dalam buku ini, hal itu yang menjadi salah satu daya tarik pembaca untuk membeli buku ini

Alur yang Lambat bagi pembaca yang terbiasa dengan cerita yang penuh aksi, alur cerita di buku ini terasa lambat karena lebih fokus pada perkembangan batin tokoh, minim Konflik Eksternal: Buku ini lebih berfokus pada konflik batin dan refleksi diri, yang mungkin tidak disukai oleh pembaca yang mengharapkan cerita dengan konflik yang lebih eksplisit, juga jumlah halaman pada buku tersebut bisa terbilang terlalu banyak, yakni sejumlah 200 halaman, kertas yang digunakan pada buku itu juga bisa terbilang sangat tipis dan mudah rusak dan robek.

“Yang Katanya Cemara” adalah novel yang mengajak pembaca merenungi makna kehidupan dan kebahagiaan sejati melalui perjalanan reflektif tokoh utamanya. Dengan latar kehidupan pedesaan yang sederhana, Vania Winola menghadirkan cerita yang sarat akan nilai-nilai kearifan lokal, menjadikannya bacaan yang relevan bagi remaja maupun orang dewasa yang ingin memahami esensi kesederhanaan dalam hidup.  Alur cerita yang mengalir perlahan memberikan ruang bagi pembaca untuk terhubung secara emosional dengan perjuangan tokoh utamanya, Teta, yang mencari jati diri di tengah kerumitan batin dan tantangan hidupnya. Vania berhasil menyampaikan pesan-pesan yang mendalam melalui narasi yang lembut namun penuh makna. Bagi pecinta novel dengan pendekatan emosional dan reflektif, buku ini menawarkan pengalaman membaca yang tidak hanya menyentuh hati tetapi juga menginspirasi.“Yang Katanya Cemara” adalah pilihan tepat untuk mereka yang mencari bacaan yang membangun jiwa.

Resensi judul buku : Yang Katanya Cemara

By: Muhammad Bintang Al Barid

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun