Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang pada Oktober 2022 akibat kelalaian pihak keamanan masih menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Indonesia. Tragedi ini tidak hanya menghilangkan nyawa, tetapi juga merusak rasa aman masyarakat. Meskipun waktu telah berlalu dua tahun lamanya, keadilan bagi para korban masih belum didapatkan. Proses hukum yang lambat menimbulkan ketidakpuasan yang mendalam, terutama dari keluarga korban yang menuntut pertanggungjawaban.Â
     Masyarakat menuntut agar penyelidikan terhadap tragedi ini dilakukan secara menyeluruh. Semua pihak, termasuk penyelenggara dan pihak keamanan, harus dimintai pertanggungjawaban atas kelalaian yang mengakibatkan jatuhnya korban. Keadilan bagi para korban tidak bisa dianggap remeh, harus ada kepastian hukum yang kuat. Proses ini penting untuk mengembalikan hak-hak keluarga yang ditinggalkan dan mencegah insiden serupa di masa depan.
     Pengusutan tuntas kasus ini lebih dari sekadar menghukum pelaku, ini juga tentang mengembalikan kepercayaan publik terhadap sistem hukum di Indonesia. Masyarakat perlu merasa yakin bahwa pemerintah bisa melindungi mereka di tempat umum. Ketidakpuasan terhadap penyelidikan bisa menciptakan frustrasi lebih besar.
     Menegakkan keadilan bagi 135 korban tragedi kanjuruhan adalah langkah yang paling benar untuk mencegah tragedi yang sama. Hal ini juga menjadi penghormatan terhadap hak-hak para korban dan keluarga mereka. Dengan menuntut pertanggungjawaban, kita juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman. Setiap nyawa yang hilang harus diingat dan dihargai.
     Kita tidak boleh melupakan tragedi Kanjuruhan dan dampaknya yang mendalam. Dukungan terhadap keluarga korban dalam menuntut keadilan adalah tanggung jawab kita semua. Selain itu, setiap individu harus bersuara untuk memastikan sistem hukum memberikan keadilan sejati. Dengan begitu, kita dapat mencegah tragedi serupa terulang kembali di masa depan. Dan saya juga berharap federasi sepak bola indonesia juga akan membenahi semua kekurangan mereka dalam dunia sepakbola di Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H