Mohon tunggu...
JChristiano Putra Alpa
JChristiano Putra Alpa Mohon Tunggu... Mahasiswa - l"m Putra

your lord with me.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gloria A Deus

5 April 2022   10:10 Diperbarui: 5 April 2022   10:24 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

GLORIA A DEUS

Bram adalah seorang anak kecil berusia 11 tahun, Bram duduk di bangku 5 SD.Badannya kurus, tinggi, dan kulitnya putih.Rambutnya hitam, matanya agak
sipit.Wajahnya imut dan murah senyum, membuat setiap orang yang berjumpa dengannya menjadi gemas.Dibalik wajah yang lucu dan murah senyum, Bram adalah anak yang terbilang susah dibilangin dan bandel.Setiap hari ada saja masalah yang dibuat olehnya, masalah yang dibuatnya tak jauh dari berantem.Tak heran, teman-temannya pun menjauhi Bram, tak terkecuali guru di sekolah yang sudah pusing karena kenakalannya.

Berbanding terbalik dengan Bram, bapak Bram adalah seorang bapak yang bijak dan saleh.Beliau adalah seorang ketua pengurus Misdinar di Gereja Katedral Jakarta dan menjadi Wakil Ketua ASAK.Ia sangat mencintai dan meneladani semangat Yesus untuk melayani di Gereja Katedral.Sebagai penganut yang saleh, bapak bram selalu mengajari Bram doa-doa dasar serta kebiasaan-kebiasaan dalam ajaran gereja Katolik.Namun, Bram sering kali tidak mendengarkan ajaran bapaknya dan malah asyik bermain gadget.Hal ini tentu terkadang membuat bapaknya jengkel dan marah.

Bapak Bram juga kerap marah apabila setiap kali ia mengajak Bram pergi ke Gereja, Bram tidak pernah mau masuk ke dalam Gereja dan mengikuti ibadah, apalagi mengikuti Sekolah Minggu.Ia malah asyik bermain gadget di halaman Gereja bersama teman-temannya.Dalam kemarahannya, Bapak Bram selalu berdoa melalui perantaraan bunda Maria.

"Bunda Maria,teladan semua umat, doakanlah aku agar semakin sabar dan setia dalam membimbing anakku Bram ,seperti engkau sendiri sabar dan setia membimbing dan menemani Putramu yesus hingga wafat di kayu salib"ujar bapak Bram.

Suatu kali dalam Perayaan jumat Agung, bapak Bram mengajak Bram ke Gereja.Seperti biasa, Bram tidak mau masuk ke Gereja dan memilih untuk bermain diluar bersama teman-temannya.Saat Bram sedang asyik bermain, tiba-tiba ia mendengar suara keributan di dalam Gereja.

"Salibkan Dia!Salibkan Dia!Bebaskan Barabas!"begitu bunyi keributan dalam Gereja.

Bram pun penasaran.Ia menghentikan permainannya bersama teman-temannya dan ia berjalan masuk ke dalam Gereja.Dari kejauhan, terlihat seorang laki-laki yang berambut gondrong sedang dihakimi oleh sekumpulan orang.
"Loh,kenapa ada penjahat di dalam Gereja?Mau ngapain Dia?"gumam Bram penasaran.

Bram berpikir orang yang dihakimi itu adalah orang jahat.Karena penasaran, Bram pun mulai mendekat dan makin dekat untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.Rupanya, disitu sedang ada persembahan tablo atau drama penyaliban "Kisah Sengsara Yesus"oleh OMK.Namun, Bram yang masih sangat polos dan lugu tak menyadari kalau kejadian itu hanyalah acting.Sampai akhirnya tablo selesai, Bram yang masih penasaran mengikuti pemain tablo ke belakang panggung, dan ia duduk disebelah pemeran Yesus yang sedang beristirahat sejenak karena kelelahan.Bram menatap pemeran Yesus dengan tatapan polos.Sang pemeran Yesus
yang menyadarinya, kemudian terbangun dan menyapa Bram.

"Hello, nama kamu siapa?sapa pemeran yesus.
"Aku Bram,kamu siapa?"sahut Bram.
"Kenalin, aku Yesus."sebut orang itu.
"Kamu Ye-Yesus?"tanya Bram gugup.
"Yaaa! Aku Yesus."jawab pemeran Yesus itu sambil tersenyum dan menggenggam tangan Bram.

Bram pun terkejut.Ternyata orang yang disiksa dan disalib itu adalah Yesus, yang sering diceritakan oleh Bapaknya.Bram mulai bercerita dan mengobrol dengan pemeran Yesus itu.Lagi-lagi, ia juga tidak tahu kalau tokoh Yesus di depannya itu bukanlah Yesus yang sebenarnya, melainkan hanya seorang pemain drama tablo.Setelah perkenalannya dengan pemeran Yesus itu, Bram mulai penasaran lebih dalam dan bertanya-tanya bapaknya tentang Yesus.Bapak Bram pun menjelaskan dan menerangkannya dengan senang hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun