Menanggapi tulisan media dan pemberitaan belakangan ini yang mengatakan bahwa ada genosida dan pembantaian kelompok muslim di myanmar, penulis ingin memberikan pendapat yang berbeda. Yang terjadi bukan pembersihan sistematis tapi konflik komunal. Dan pemberitaan yang mengatakan seolah-olah kelompok Buddhis adalah "setan" yang kejam, penulis akan memberi pandangan lain bahwa sesungguhnya ini hanyalah reaksi manusiawi dari sekelompok manusia yang terlibat konflik
Ringkasan semua:
- Awalnya sudah ada ketidaksukaan antar 2 kelompok Buddhis dan Muslim-bengali di Myanmar, yang akarnya kompleks.
- Toko emas muslim mencoba menipu customer buddhis, dan memukuli customer buddhis ini
- Massa marah dan membakar toko muslim. Setelah polisi dan bhiksu datang, massa ditenangkan
- Sorenya hari yang sama setelah kejadian toko emas, satu orang Bhiksu yang lewat dibunuh beberapa pemuda muslim sebagai balasan
- Massa yang mendengar langsung ke TKP, menemukan mayat Bhiksu itu, lalu balik menyerang beberapa pemuda muslim ini, yang lari ke masjid. Masjid pun dibakar
- Muslim lain yang mendengar masjid dibakar lalu ikut angkat senjata
- Buddhis lain mendengar bhiksu dibunuh ikut angkat senjata
- Di hari lain yang gak ada hubungannya, satu masjid kebakaran karena kelalaian listrik. Lalu disebarkan berita bahwa masjid itu dibakar
- Bentrokan antara massa Buddhis dan Muslim meluas. Beberapa Bhiksu yang "melenceng dari ajaran" berkampanye memprovokasi massa Buddhis
- Muslim yang minoritas kalah jumlah dengan Buddhis. Jadi sepertinya seakan-akan pembantaian muslim. Padahal itu konflik komunal. Ya apes aja minoritas kalah jumlah.
Versi bahasa indonesia
Tgl 20 Maret, sekitar jam 09.00,
Satu keluarga (U Khin Maung Win (46), Daw Aye Aye Naing (45) dan 2 anaknya) mendatangi toko emas New Weint Sein (pemillik: wanita bengali bernama Myint Myint Aye (a) Dia-tar), untuk menjual sisir emas mereka.
Myint Myint Aye mematahkan sisir emas itu, menggesek kedua potongan di atas batu tester, meneteskan asam untuk menilai dan memutuskan menawar sisir emas itu seharga 50.000 kyat untuk emas yang sekurangnya berharga 100.000 kyat.
Penjual emas (buddhis) menolak menjual pada harga itu dan meminta si wanita pemilik toko untuk menyatukan kembali kedua patahan tersebut. Pemilik toko menolak dan meminta mereka untuk pergi dan pecahlah adu argument.
Akhirnya meledak setelah pemilik toko keturunan bengali muslim ini dan juga kakak perempuannya menampar pasangan burma-buddhis.
Si penjual emas, Daw Aye Aye Naing, berteriak meminta pertolongan. Sementara itu Suami pemilik toko etnis bengali muslim, Htun Htun Oo (a) Ar-shit dan pegawainya Nyi Nyi masuk ke dalam toko dan mulai MEMUKULI U Khin Maung Win dengan kayu berukuran 2x4. Mereka suami istri pemilik toko kemudian berteriak bahwa pasangan burma buddhis dan anak mereka berusaha merampok toko emas.
Para kerabat muslim dari toko2 emas di sebelah-sebelahnya bergabung menggebuk secara brutal keluarga tersebut dan para penonton disekitarnya berteriak pada mereka untuk menghentikan aksi kekerasan itu dan memanggil polisi.
Polisi tiba 20 menit kemudian dan menutup toko emas Weint Sein, menangkap Htun Htun Oo (a) Ar dan pegawainya, Nyi Nyi. Tapi pemilik toko wanita, Myint Aye Mtyint (a) Dia-tar, Netty, dan Boat-PWA melarikan diri melalui pintu belakang toko mereka.
Pada saat itu, sekitar jam 10 di pagi, kerumunan orang burma hanya sekitar lima puluh. Orang-orang berpikir wanita Muslim ini bersembunyi di lantai atas apartement Taw-win Yadanar Muslim toko emas sebelah.