"Pa, pemilu nanti Papa pilih Ganjar, Prabowo atau Anis?"
Pertanyaan bocah kecil ini menyentakkan ayahnya. "Sudah jangan bahas masalah itu. Sekolah saja yang rajin!" Bukankah ini tipikal ortu saat anaknya bertanya tentang politik.
Sebenarnya, perlukah kita mengajar anak tentang politik? Perlu! Mengapa? Karena media massa---khususnya medsos dan televisi---dipenuhi berita politik. Agar anak-anak kita tidak disorientasi dan tidak tahu apa-apa, bukannya lebih baik kita mengajarkan politik kepada mereka sejak usia dini? Saya bagikan 5 cara saya.
- Nonton berita politik bersama
Ketimbang membuang waktu, bukankah lebih baik nonton berita politik bersama. Tentu saja bukan menyabot waktu mereka belajar. Pada saat 'nonton bareng' itu ajak mereka berdiskusi. Jangan meremehkan usia mereka. Kita bisa terkaget-kaget saat mengetahui 'kematangan' cara berpikir dan 'kedewasaan' mereka berpolitik. Bisa jadi anak kita akan nyeletuk, "Politik dagang sapi itu apa sih Pa?"
- Bahas PPKn
Saat anak kita mendapat PR Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan itulah saat yang tepat untuk membantu anak kita mengerjakan tugasnya sekaligus mengajari politik praktis kepada mereka. Dengan membahas PPKn di rumah, mereka belajar untuk menghargai perbedaan dan cara-cara yang baik untuk bermusyawarah untuk menentukan kesepakatan.
- Mengajak mereka ke museum
Bukankah di setiap kota ada museum yang bisa kata kunjungi? Patung maupun diorama peristiwa kemerdekaan RI bisa jadi pintu masuk yang baik bagi anak-anak untuk mengenal politik. Jika bepergian keluar negeri, ajak mereka untuk mengunjungi museum. Waktu ada tugas bicara di Amerika dan Kanada, anak-anak saya ajak berkunjung ke museum sehingga mereka pun melek sejarah negara lain.
- Pasang House Rules dan Home Rules
Dengan belajar mengerti peraturan dan menerapkannya serta konsekuensi yang didapat jika melanggarnya, anak-anak mulai belajar untuk menjadi warga negera yang baik, lengkap dengan hak dan kewajiban. Lanjutkan dengan mengunjungi kantor pemerintah. Minta mereka untuk membaca peraturan yang ada di sana. Dengan demikian, anak belajar untuk tertig dan mengikuti aturan, termasuk di jalan raya.
- Ajak ke TPS
Meskipun anak-anak belum punya hak suara, tetapi dengan mengajak mereka untuk melihat TPS, mereka mulai belajar bahwa setiap warga negara punya hak untuk memilih wakil mereka di senat dan pejabat yang mereka inginkan. Kita pun bisa menerapkannya di rumah. Jika ada perbedaan pendapat---tentang tujuan wisata, misalnya---kita bisa mengadakan pemungutan suara kecil-kecilan. Dengan demikian anak-anak sudah belajar berdomokrasi sejak dini.
- Xavier Quentin Pranata, pelukis kehidupan di kanvas jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H