Pada artikel sebelumnya diulas tentang bagaimana caranya guru melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
Setelah siswa terasah kemampuan dan keaktifan dalam pembelajaran dikelas, maka kita sebagai pengajar atau fasilitator untuk tidak pelit memberikan apresiasi atas prestasi ataupun capaian siswa dalam belajar, nilai bagus dan tinggi tidak lagi dijadikan tujuan utama tetapi proses meraih nilainya dan progres dalam memahami sebuah kasus tetaplah patut diganjar sebuah apresiasi
Seperti siswa yang sebelumnya tampak pasif, setelah dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran dan diskusi siswa tersebut menjadi aktif, maka tentu nilai apresiasinya akan diberikan porsi yang “lebih” karena sudah mengalami sebuah proses yang revolusioner disisi siswanya.
[caption id="attachment_328032" align="aligncenter" width="450" caption="Cara dan Pilihan belajar bagi Siswa"][/caption]
Apresiasi yang kita berikan tidak perlu melulu berupa nilai, tetapi bisa berupa pujian yang memotivasi untuk terus berkembang dan berkembang, juga memberikan pemahaman dan contoh untuk siswa-siswa yang lainnya bahwa proses dalam meraih sesuatu / kesuksesan sama pentingnya dengan kesuksesan itu sendiri, nilai apresiasi yang diberikan akan memberikan dampak sistematis yang baik pada siswa lain sehingga menimbulkan kompetisi yang berkembang dengan baik antar siswa, meningkatnya semangat untuk terus belajar dan menggali hal baru. Saat ini bukan saatnya guru mengeluarkan amarahnya karena siswa mengerjakan suatu tugas tidak sesuai arahan, tetapi kita amati prosesnya dan koreksi bila memang salah dan berikan nilai lebih bila metode yang dihasilkan merupakan hasil mengembangan dari metode yang ada.
Kurikulum 2013 punya keinginan untuk bisa mendorong siswa meningkatkan kemampuan berfikir dari low thinking menjadi higher thinking bahkan highest thinking, karena perlu disadari bersama bahwa tantangan kedepan bagi siswa kita akan semakin komplek, bila tidak dibiasakan dari sekarang, maka siswa akan kesulitan untuk menyesuaikan diri dimasa mendatang.
Berat memang menjalankan perubahan ini, tetapi itu tidak mustahil dan hasilnya akan dilihat diakhir nanti selama proses yang dijalani tidak melenceng, nah proses dalam mewujudkan highest thinking itu ada peran serta kita sebagai guru untuk mengawal, mengarahkan dan membimbing siswa untuk selalu dalam jalur yang benar.
Hal penting yang harus menjadi perhatian guru adalah pelaksaan mendidikan karakter siswa didalam kelas, tugas utama kita sebagai guru tidak hanya memberikan pembelajaran tetapi juga memantau perkembangan sikap dan prilaku siswa, lalu memberikan nilai sikap dalam setiap tatap muka. Memang pekerjaan kita menjadi bertambah dan terasa repot, yang biasa dalam zona nyaman belajar satu arah akan merasakan repot ketika diubah menjadi dua arah, interaktif dan selalu mencatat setiap kejadian selama tatap muka.
Ketika kita meminta anak didik untuk lebih aktif dalam kelas tentunya permintaan itu harus kita terapkan dulu pada diri sendiri, dan lebih proaktif menerapkan metode-metode yang ada dalam kurikulum 2013, selalu meningkatkan diri menggali berbagai sumber ilmu dan pengetahuan sehingga mempunyai bekal yang cukup untuk membimbing siswa kita selama tatap muka.
Pada akhirnya keberhasilan pendidikan adalah sumbangsih dari semua elemen, baik itu Guru, Siswa dan fasilitas pembelajaran, inovasi dalam pembelajaran sudah merupakan kewajiban yang harus dimiliki agar pembelajaran semakin menyenangkan dan siswa akan selalu rindu untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuannya, sehingga output yang dihasilkan adalah siswa berkualitas dengan daya nalar yang bagus dan kemampuan berargumen yang mumpuni karena sudah terasah sejak didalam kelas.
Maka, nikmati dan lalui proses pembejaran dengan sukacita dan penuh keikhlasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H