Hal ini menunjukkan bahwa meskipun dunia sudah mengalami masa kegelapan dengan adanya resesi ekonomi 2023 namun Indonesia masih bisa bertahan ditengah-tengah resesi ini.Â
Angka belanja negara juga diperkirakan akan tetap aman mengingat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2023 mencapai 123.0 yang dimana meningkat dari 119.9 pada Desember 2022 (bi.go.id, 2023).
Melihat keoptimisan Ibu Sri Mulyani menghadapi resesi ekonomi 2023 ini, Apakah hal ini sejalan dengan nilai pertukaran kurs rupiah?
Melihat data kurs diatas dapat kita lihat bahwa pergerakan nilai kurs rupiah terhadap USD mengalami fase naik turun dalam tahun 2023. Namun, hal ini sangat turun signifikan apabila dibandingkan pada tahun 2022 yang dimana pada Desember 2022, nilai kurs rupiah terhadap USD yang mencapai 15.800. Melihat data tersebut, keoptimisan Ibu Sri Mulyani bahwa Indonesia dapat menghadapi resesi ekonomi 2023 tampaknya benar adanya.Â
Kurs rupiah juga diperkirakan masih bisa turun mengingat pada bulan Maret hingga April 2023 terdapat bulan Ramadhan yang dimana pada bulan ini, mayoritas masyarakat Indonesia yang menganut agama Muslim akan membelanjakan uangnya untuk memenuhi kebutuhannya di bulan ini.Â
Tingginya tingkat belanja masyarakat dapat mempengaruhi penguatan nilai kurs rupiah. Angka ekspor yang bagus serta peningkatan ekonomi sekitar 5.3% seperti yang dikatakan Sri Mulyani juga mendukung penguatan nilai kurs rupiah.
Melihat data diatas, Indonesia tampaknya masih bisa bertahan ditengah fenomena resesi ekonomi 2023 yang terjadi di dunia. Peningkatan ekonomi, angka belanja negara yang semakin meningkat hingga angka ekspor yang masih bagus di tahun 2023 menjadi penyebab bagaimana nilai kurs rupiah masih bisa stabil ditengah fenomena ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H