Di era yang modern ini, persaingan antar brand atau perusahaan dalam memasarkan produknya di pasar semakin ketat. Dengan banyaknya brand yang sama dalam satu jenis barang yang sama membuat persaingan ini menjadi lebih kompleks di era ini. Meskipun persaingan ketat ini terjadi namun dalam kenyataannya, hanya satu brand atau perusahaan yang memiliki kepopuleran meskipun memiliki beberapa persaingan dari brand lain dalam barang yang serupa. Dengan melihat adanya ketimpangan dalam persaingan yang ketat ini membuat hal ini cukup menarik apabila hal ini dikulik lebih lanjut.
Dalam sebuah pasar sendiri, terdapat beberapa pasar persaingan yang memiliki ciri-ciri berbeda dalam setiap pasarnya. Seperti yang tertulis dalam judul artikel ini, terdapat 2 pasar persaingan yang disebut dalam artikel ini. Yang pertama ialah Oligopoli yang dimana pasar persaingan ini memiliki ciri-ciri yang dimana pasar persaingan ini memiliki satu atau dua brand atau perusahaan yang menguasai pasar dalam penjualan satu barang yang sejenis. Dalam pasar oligopoli ini juga memiliki ciri dimana brand atau perusahaan baru juga dapat bersaing di jenis produk yang serupa. Contohnya pasar oligopoli yang terdapat di Indonesia ialah produk mi instan dan air mineral yang memiliki beberapa brand yang menjual produk serupa. Sedangkan Monopoli merupakan pasar persaingan yang didalamnya hanya terdapat satu perusahaan yang memiliki hak untuk menjual produk tersebut. Pasar monopoli biasanya terjadi karena untuk mengamankan hak penjualan untuk suatu produk yang memiliki fungsi sangat vital untuk kehidupan masyarakat dalam suatu negara. Contohnya seperti PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang dimana hanya perusahaan ini yang memiliki hak paten untuk memperjualbelikan listrik di Indonesia.
Setelah mengetahui apa perbedaan mengenai pasar oligopoli dan monopoli, saatnya kita membahas inti topik dari artikel kali ini yang dimana Oligopoli berasa Monopoli?. Dalam kasus ini, kita ulik lebih jauh mengenai persaingan pasar mi instan yang terjadi di Indonesia. Mi instan atau mi siap saji merupakan salah satu komoditas pasar yang cukup diminati oleh masyarakat Indonesia. Mengutip melalui data yang dirilis oleh katadata.co.id (2022), Dari tahun 2017 hingga tahun 2021, Nilai penjualan Mi Instan yang dijual di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, Mi Instan hanya terjual senilai 2,63 milliar US Dollar dalam pasar Indonesia. Namun, pada tahun 2021, angka ini sangat meningkat sangat pesat dengan penjualan yang tercatat hampir senilai 3,03 milliar US Dollar dalam pasar Indonesia. Dengan tingginya minat masyarakat Indonesia dalam membeli mi instan, hal ini membuat beberapa perusahaan memilih untuk menjual produk mi instan di Indonesia dan berjuang untuk memiliki tahta tertinggi dalam merebut pasar mi instan ini. Seperti yang kita ketahui, hanya terdapat 2 brand terbesar yang memegang tahta tertinggi dalam pasar mi instan ini yaitu Indomie dan Mie Sedaap. Dua brand ini sudah mendirikan pasar mi instan dari sejak lama di Indonesia. Namun, meskipun dua brand ini merupakan brand paling terkemuka dalam menjual produk mi instan ini, pada kenyataannya, hampir seluruh masyarakat Indonesia lebih mengetahui keberadaan brand Indomie daripada Mie Sedaap. Melalui Survei yang dilakukan oleh Dataindonesia,id (2022), Terdapat 95% responden yang mengetahui akan keberadaan Indomie dibandingkan Mie Sedaap yang tercatat terdapat 88%. Tidak hanya mencatat tingkat kepopuleran ini, Indofood yang merupakan perusahaan induk dari produk dagang Indomie juga memiliki beberapa pecahan produk dagang mi instan lainnya dengan nama brand yang berbeda. Mengutip dari katadata.id (2022), PT Indofood CBP Sukses Makmur tercatat mencatat penjualan mie instan hingga 23.5 Triliun Rupiah sepanjang Januari-Juni 2022 dari penjualan produk mie instan yang berbeda-beda. PT Indofood memiliki beberapa sub-brand mi instan seperti Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie dan Mie Telur Cap 3 Ayam. Angka penjualan ini merupakan angka yang cukup fantastis mengingat banyaknya persaingan mie instan yang berada di pasar Indonesia.
Tidak hanya dalam pasar mi instan, dalam pasar persaingan air mineral juga hampir terjadi pasar monopoli yang sukses dilakukan oleh PT Danone. PT Danone merupakan perusahaan yang berasal dari Prancis yang memiliki cabang penjualan di Indonesia. Dalam pasar air mineral di Indonesia, Aqua merupakan nama yang paling populer dalam pasar air mineral di Indonesia. Mengutip data survei yang dikemukakan dalam katadata.co.id (2022), Aqua merupakan brand yang paling disukai oleh masyakarat di Indonesia. Tercatat bahwa terdapat 74,9% responden menyukai brand Aqua sebagai brand air mineral dibandingkan brand Le Minerale yang menempati peringkat kedua dengan presentase 62,1% dan diikuti brand lain seperti Nestle, Vit, Crystalline, Cleo dan Ades. Melihat data ini, ada salah satu brand yang cukup dikenal juga dalam peredaran pasar air mineral di Indonesia yaitu Vit. Vit merupakan salah satu brand air mineral yang juga sering dijumpai di Indonesia. Namun, sedikit yang mengetahui bahwa Vit ini merupakan salah satu anak induk perusahaan dari PT Danone yang dimana apabila diasumsikan seperti contoh pasar mi instan sebelumnya, PT Danone hampir menguasai pasar air mineral di Indonesia dengan dua sub-brand dari perusahaannya yaitu Aqua dan Vit.
Melihat dari contoh pasar mi instan dan air mineral di Indonesia, pasar oligopoli ini hampir berasa seperti pasar monopoli yang dimana hanya satu perusahaan yang menguasai pasar akan suatu produk tersebut. Banyaknya brand yang menjual produk yang sama dalam pasar oligopoli berasa menjadi sebuah tipuan apabila mengetahui bahwa brand lain yang menjual produk serupa ternyata hanya sebuah sub-brand dari perusahaan induknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H