Mohon tunggu...
Sylvia Anggreini
Sylvia Anggreini Mohon Tunggu... -

Seorang pelajar yang serba canggung...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lebaran... Lebaran

15 September 2010   16:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:13 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dear kompasianer.. Bagaimana kabar anda semua? Semoga selalu sehat dan happy pastinya. Saya juga dalam keadaan sehat, hanya saja sedikit boring bak kate orang-orang bule XD, tanya kenapa? Hmm... pekerjaan apalagi yang paling membosankan selain menunggu? i have no idea (sok bule mode : on)
Tidak penting saya sedang menunggu apa atau siapa, yang penting hanyalah bagaimana saya menghabiskan waktu, eh bukan... tapi bagaimana saya menggunakan waktu sambil menunggu sesuatu yang membuat jantung saya hampir meledak rasanya itu dengan sesuatu yang bermanfaat, minimal bagi diri saya sendiri. Maka izinkanlah saya berceloteh dengan jari-jari saya dulu sambil meringankan beban hati saya. Syukur-syukur tulisan ini bisa bermanfaat bagi rekan kompasianer semua.
Mumpung masih dalam suasana lebaran, bolehlah saya meninjau seperti apa idul fitri dalam versi saya sendiri... Ada dua ritual wajib yang harus saya lalui setiap lebaran datang. Mungkin bagi kompasianer juga. tapi bagi diri saya sendiri, Tidak lebaran rasanya sebelum 2 ritual ini terpenuhi, dan perasaan saya, belum pernah sekalipun saya melewatkan satu atau keduanya.
Ritual pertama adalah Bikin Kue....
Hahaha.... Ini mutlak dan tidak boleh tidak. Semenjak saya sudah bisa mengacaukan segala pekerjaan mama, saya sudah diajak membuat segala macam kue untuk keperluan lebaran, Mulai dari pekerjaan mengotori adonan tepungnya mama hingga hampir dimasukkan ke dalam oven saking gemasnya mama akan tingkah polah saya. Satu pelajaran yang saya dapatkan, ternyata membuat orang marah itu menyenangkan sekali :hammer:.   Usia berkembang, kelakuanpun berkembang,  Sayapun mulai kucing-kucingan dengan mama yang pasti dimenangkan oleh mama (Buaya kok dikadalin...).  Tiap ada kesempatan sayap mencuri barang satu atau dua kue yang telah matang dan memasukkan kemulut secepat mungkin. Sialnya selalu ketahuan. Mungkin mama waktu itu memiliki mata depan belakang dikepalanya. Alhasil, walaupun  dengan hati jengkel saya tetap melanjutkan puasa hingga suara kentungan beduk maghrib memenuhi penjuru jagad.
Hingga kini, membuat kue tetap menjadi ritual wajib saya dan mama. bedanya ya mungkin pikiran saya yang sudah sedikit "tahu malu" sehingga pekerjaan mama menjadi lebih mudah dibandingkan saya yang waktu kecil. Saya pernah bertanya pada mama, "Kenapa sih ma, kita selalu bikin kue tiap lebaran?" Mama menjawab, "Ya karna lebaran itu hari kemenangan, kita semua berhak mendapatkan semua hal yang baik, baik itu  makanan, pakaian juga perlakuan yang baik. Kue ini kan gak cuman buat kita, buat orang lain juga. Siapa tahu mereka tidak seberuntung kita hingga tidak sanggup bikin kue, jadi kita bisa berbagi dengan sesama." Saya cuman mangut-mangut sambil berkata dalam hati "Mama ternyata baik sekali..."

Dan ritual wajib kedua saya : M U D I K
Oyee..... Ini yang juga selalu saya nantikan. Berkumpul bersama keluarga besar, ketemu kakek (ini yang paling penting setiap mudik), maaf-maafan, silaturahmi kerumah keluarga yang lain. Hati saya serasa mau meledak saking bahagianya. Terlebih kalau ada yang ngasih THR. hehehe... Tidak enaknya, setiap tahun kok THR nya semakin sedikit ya? , mungkin karena saya tambah gede kali ya. Ah tapi THR urusan entar, yang terpenting itu kebersamaan keluarga. Benar-benar tidak dapat tergantikan oleh apapun. Bersyukur sekali ada yang namanya Idul Fitri, Begitu banyak perhatian, cinta, dan kasih sayang didalamnya. lebih dari itu, ada banyak kue dan THR didalamnya :D. Alhamdulillah.
Karena itu setiap tahunnya saya berusaha untuk tetap bisa mudik. Sebab kebersamaan yang seperti itu jarang sekali terjadi bukan? Saya ingat ucapan tokoh disinetron yang saya tonton saat mau berbuka ramadhan kemaren, "Kebahagiaan itu diciptakan, bukan ditunggu ataupun diraih" Mumpung Idul fitri adalah ajang berbagi kasih dan merayakan kemenangan setelah melawan hawa nafsu sebulan lamanya. Mengapa tak menyempurnakan itu dengan mengikat tali silaturahmi diantara sesama?
Terakhir, saya mengucapkan Minal Aidin Wal Faizin, Mohon maaf lahir dan batin, semoga kita menjadi fitrah kembali dihari yang fitri (walaupun telah beberapa hari dari hari H)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun