Mohon tunggu...
wynedhiyudhistiro
wynedhiyudhistiro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya mahasiswa Universitas Airlangga yang menyukai perjalanan menggunakan transportasi umum.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Frugal Living : Trend atau Solusi?

23 Desember 2024   15:52 Diperbarui: 23 Desember 2024   15:52 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam beberapa waktu terakhir, pola hidup minimalis atau frugal living telah menarik banyak orang, terutama di kalangan generasi muda. Gaya hidup frugal ini digambarkan sebagai gaya hidup yang fokus pada hal hal penting, baik dalam aspek materi, waktu, maupun energi. Munculnya gerakan ini tidak lepas dari beberapa hal seperti ketidakpastian finansial, krisis ekonomi dan reaksi komsumerisme. Apakah hal ini adalah suatu trend atau solusi di masa sekarang?

Salah satu kenapa frugal living menjadi popular adalah kesadaran terhadap ketidakpastian financial dan krisis ekonomi global. Kondisi ekonomi global yang akhir akhir ini tidak stabil, seperti resesi, inflasi, dan naiknya biaya hidup, membuat banyak masyarakat mencari solusi dalam mengelola keuangan mereka dengan lebih bijaksana. Frugal living menjadi solusi untuk menghadapi tantangan tersebut, karena fokus utamanya adalah menghemat sumber daya, menekan pengeluaran yang tidak perlu, dan memprioritaskan kebutuhan dibanding keinginan. Dengan menerapkan frugal living seseorang diajak untuk lebih bijaksana dalam memilih apa yang benar-benar penting.

Di sisi lain frugal juga meningkatkan kesadaran tentang keberlanjutan. Frugal living meningkatkan kesadaran kita terhadap ekonomi dan kelestarian lingkungan.  Dengan tidak mengkonsumsi barang secara berlebihan dengan membeli barang terus menerus, kita dapat mengurangi pengeluaran kita dan digunakan hal lain yang lebih produktif, serta dampaknya ke lingkungan kita bisa mengurangi limbah pada lingkungan untuk mendukung keberlanjutan.

Namun, frugal living tidak lepas dari pengaruh sosial media di masyarakat. Banyaknya influencer yang membagikan tips frugal living dan hidup hemat yang menarik banyak masyarakat khususnya generasi muda. Sayangnya, ada risiko bahwa hidup hemat hanya dianggap sebagai tren gaya hidup yang dipromosikan secara estetis. Misalnya, membuat konten tentang memasak makanan murah atau menghias rumah dengan barang daur ulang mungkin menarik secara visual, tetapi inti dari hidup hemat bisa hilang jika fokus hanya pada penampilan.

Frugal living bukan sekadar tren; ini adalah gaya hidup yang dapat membantu menyelesaikan masalah ekonomi dan lingkungan secara praktis. Dengan menerapkan prinsip hidup hemat yang sesuai dengan kebutuhan pribadi, seseorang dapat mempertahankan stabilitas finansial, mengurangi stres, dan memberikan kontribusi positif bagi keberlanjutan. Namun, seperti gaya hidup lainnya, keberhasilannya bergantung pada bagaimana setiap orang memahaminya dan menerapkannya, bukan hanya mengikuti tren.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun