Sebagian besar masyarakat saat ini cenderung mengonsumsi makanan yang tinggi zat gizi makro sedangkan asupan zat gizi mikro lebih rendah.
Akhirnya, ini menjadi pola diet yang tidak seimbang dan berisiko mengalami sindrom metabolik seperti obesitas dan diabetes melitus. Menariknya, saat ini kejadian sindrom metabolik maupun penyakit kardiovaskular sebagai bentuk penuaan secara fisiologis tidak hanya diderita oleh populasi usia lanjut, tetapi juga usia dewasa muda.Â
Menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) melaporkan >50% diantara usia 20-49 tahun memiliki indeks masa tubuh (IMT), aktivitas fisik, dan pola diet yang tidak ideal dan berkaitan dengan kejadian penyakit kardiovaskular (Leopold & Antman, 2022).Â
Selain itu, penuaan dini yang terjadi pada usia dewasa muda lebih mudah terlihat dari tampilan kulitnya biasanya terlihat kurang segar, timbul kerutan, flek hitam dan tentu ini menjadi salah satu masalah yang memengaruhi kepercayaan diri.Â
Oleh sebab itu, banyak orang mencari cara untuk menghindari masalah penuaan dini pada kulit dengan salah satunya dengan mengonsumsi berbagai produk obat-obatan ataupun produk kosmetik.
Penggunaan produk obat-obatan dan kosmetik sebagai sarana pencegah penuaan sebenarnya hal yang tidak salah asalkan dalam pengawasan professional dan dosis yang tepat.Â
Namun, karena Sebagian besar asumsi masyarakat terhadap produk komersil yang memberikan efek instan, tak jarang perawatan nutrisi dari dalam selalu terlupakan.Â
Padahal nutrisi yang kita dapatkan setiap harinya dari makanan mampu meningkatkan efektifitas tubuh dalam menjalankan berbagai proses seluler.Â
Kebutuhan nutrisi yang seimbang tidak cukup hanya mengonsumsi zat gizi makro atau zat gizi mikro saja keduanya harus tercukupi dalam jumlah yang seimbang sesuai kebutuhan individu. kebutuhan zat gizi mikro seperti vitamin walaupun dibutuhkan hanya dalam jumlah yang sedikit, tetapi memberikan manfaat besar bagi Kesehatan khususnya mencegah penuaan dini.Â
Berdasarkan beberapa penelitian, vitamin D memiliki peran penting memperlambat laju penuaan dengan meningkatkan kemampuannya untuk mengontrol ekspresi Nrf2 yaitu gen yang berperan dalam melindungi sel dari stress oksidatif (Nakai et al., 2014; Lewis et al.,2010) dan gen Klotho yang berperan sebagai anti penuaan dini (Kuro-o, 2009; Forster et al., 2011).Â
Selain itu, vitamin D juga berperan di berbagai jalur untuk mencegah penuaan yaitu melalui autofagi, mencegah disfungsi mitokondria dengan meningkatkan pembentukan gen sirtuin-1 (SIRT1), menekan stress oksidatif, mencegah inflamasi, meregulasi persinyalan ion kalsium, modifikasi epigenetik, dan menghambat pemendekan telomer DNA.Â