Mohon tunggu...
Wy Aiueo
Wy Aiueo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lahir di jakarta, tinggal di jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ingin Masuk Pesantren

26 Maret 2013   15:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:11 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash






Penulis: Wiwi Yunianto
Mungkin benar jika ada pendapat yang mengatakan bahwa cucu lebih disayang dibanding anak, paling tidak hal ini diperlihatkan oleh Mbah Sastro yang membela keinginan Dirman , cucunya. Dirman ingin masuk pesantren, sementara sang ayah, Suryo tak mengizinkan. Suryo beralasan usia Dirman barulah tujuh  tahun, anak pertama pula, adiknya masih bayi, baru berusia 3 bulan. Artinya, begitu lama Suryo menimang-nimang Dirman barulah anak keduanya lahir. Tapi kemudian Suryo merasa harus dipisahkan dengan buah hatinya itu.
“Mestinya kamu bangga, bahwa putra pertamamu meskipun masih sangat muda sudah memiliki keinginan yang besar dalam menuntut ilmu. Paling tidak jejakmu sudah terwariskan. Dulu kamu juga begitukan? “ , Mbah Sastro mulai tampak rasa kebanggaan terhadap cucunya.
“Tapi, kan saya meninggalkan rumah, pergi ke negeri orang setelah lulus SMA”, Suryo mencoba membela diri.
“Itulah, cucuku itu lebih berani dibandingkan bapaknya,” lagi-lagi mbah Sastro terdengar membanggakan cucunya lebih dari anaknya.
“Maaf Pak, saya belum dapat mengizinkan Dirman masuk pesantren pada usia yang sangat muda. Kalau mau belajar agama ‘kan bisa di TPA, pengajian atau madrasah. Nah nanti kalau sudah lulus SD barulah saya dapat mengizinkannya,” Suryo mencoba mempertahankan alasannya.
“ Sepertinya kamu itu tahu segalanya bahkan yang belum terjadi “. Mbah Sastro agak lirih berucap.
Dari balik dinding Dirman menyimak pembicaraan antara ayah dan mbah kakungnya.
Selesai .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun