Bahasa Indonesia II tahun 1945 di Medan, dinyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Kuno yang sejak zaman dahulu sudah dipakai untuk bahasa perhubungan (lingua franca), tidak hanya di Nusantara saja, tetapi juga digunakan di hampir seluruh Asia Tenggara. Tepatnya, bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7.
“Bahasa Melayu Kuno inilah yang kemudian berkembang pada berbagai tempat di Indonesia terutama masa Hindu dan masa awal kedatangan Islam (abad ke-13). Pedagang-pedagang Melayu yang berkeliling di Indonesia memakai bahasa Melayu sebagai lingua franca,” tulis Lukman Ali dalam Ikhtisar Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia (1998, hlm. 2).
Perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu:
- Sumpah Pemuda
Pada 28 Oktober 1928, para pemuda Indonesia di Kongres Pemuda II Jakarta menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dalam ikrar Sumpah Pemuda.
- Bahasa Resmi Negara
Pada 18 Agustus 1945, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi negara dalam pasal 36 UUD 1945.
dampak pengaruh bahasa asing terhadap bahasa indonesia
- Dampak Positif
Bahasa Indonesia menyerap banyak kata asing, terutama dari bahasa Inggris, sehingga memperkaya kosakata. Contohnya, kata seperti internet, komputer, atau efisiensi kini menjadi bagian dari bahasa sehari-hari.
Pemahaman bahasa asing memudahkan masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi di dunia internasional dan mengakses informasi global.
Istilah dalam sains, teknologi, ekonomi, dan bidang lainnya yang berasal dari bahasa asing sering diserap dan disesuaikan. Misalnya, kata software diterjemahkan menjadi perangkat lunak.
Adanya pengaruh bahasa asing mendorong kreativitas dalam menciptakan istilah atau ungkapan baru yang lebih relevan dengan perkembangan zaman.
- Dampak negatif
Beberapa orang menganggap bahasa asing lebih bergengsi atau modern, sehingga penggunaan bahasa Indonesia dalam beberapa konteks, seperti formal atau bisnis, dianggap kurang profesional.
Jika tidak dikelola dengan baik, pengaruh bahasa asing dapat menggerus identitas budaya Indonesia, karena bahasa adalah salah satu wujud jati diri bangsa.
Dengan pengelolaan yang baik, pengaruh bahasa asing dapat menjadi peluang, bukan ancaman, bagi perkembangan bahasa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H