Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Harus "Qola-qola" untuk Bahas Keagamaan

13 Juli 2019   10:41 Diperbarui: 30 Juni 2021   01:33 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Man kana yu'minu billahi wal yaumil akhir fal yaqul khoiron au liyasmut (barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berbicaralah yang baik-baik atau diam," demikianlah sabda Rasulullah dalam sebuah hadis.  Mengatakan hal-hal yang baik memang mudah, namun jika hidup ini selalu berbicara hal-hal yang baik akan terasa garing, kawan. 

Kalau cuman bilang fuck atau cok, ku rasa tidak masalah, asalkan dalam situasi dan kondisi yang pas. Misal saat ngobrol dengan kawan-kawan dekat kita di warung kopi.

Baca juga : Mars 2121: Guyonan Astronot Amerika Berhasil Mendarat di Bulan dengan Selamat

Mengenai hadis di atas, menurutku berkaitan dengan bicara hal-hal yang menyangkut keamanan, kenyamanan, dan kehidupan orang lain. Jika ucapan kita tidak menyakiti siapa pun dan tidak merugikan siapa pun, maka boleh-boleh saja dilakukan. Apa lagi ucapan kita menghibur orang lain (guyonan).

Namun, mengenai guyonan, guruku pernah berkata bahwa beliau dapat wejangan dari kyai sepuh bahwa dalam suatu majelis guyon kok selama 3 jam tidak ada segmen sedikit pun yang membahas mengenai keagamaan, maka majelis tersebut tidak akan membawa keberkahan, bahkan dalam kalimat radikal "semua orang di majelis tersebut mendapat dosa".

Baca juga : Guyonan Lewat Puisi ala Kompasianer

Membahas keagamaan tidak selalu menggunakan bahasa-bahasa "Qola-Qola". Kita mengagumi enaknya secangkir kopi sehingga membuat kita semakin bersyukur kepada Tuhan itu juga sudah menjadi poin bahasan keagamaan. 

Diskusi ilmu-ilmu sosial/politik yang membuat kita bisa berbenah menjadi manusia yang berakhlaq mulai juga jadi poin. Musyawarah untuk memecahkan suatu masalah di majelis ngopi, asalkan tidak membawa hal-hal yang diharamkan oleh agama juga dapat menjadi poin.

Diam adalah hal yang sulit, kawan. Apa lagi untuk pemuda seperti kita yang setiap hari harus bicara 1000 kata pagi, siang, sore. Namun, mensiasati agar ucapan kita yang keluar dari mulut menjadi ucapan yang baik adalah hal yang penting. 

Baca juga : Kaos Guyonan ala Palembang

Selamat menikmati akhir pekan, kawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun