BERBEK-NGANJUK-JAWA TIMUR
Setelah Hari Raya Idul Fitri, banyak kegiatan yang dilakukan untuk menjalin silahturahmi sesama muslim. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah kenduri ketupat. Kegiatan ini menjadi suatu tradisi yang masih melekat di beberapa desa. Desa Salamrojo merupakan salah satu desa yang masih melestarikan tradisi kenduri ketupat.Â
Tradisi ini bermanfaat untuk mempererat tali persaudaraan sesama warga. Pada Hari Selasa (11/06/2019) bada' sholat maghrib, mahasiswa KKN UM mengikuti serangkaian acara kupatan yang diundang oleh perangkat Desa Salamrojo yang bertempat di Masjid Baitul Izzah.Â
Tradisi kenduri ketupat berlangsung selama satu jam dengan pembacaan shalawat dan doa yang dipimpin oleh imam masjid. Beberapa ketupat dan sayur lodeh yang dibuat oleh warga desa di kantong plastik tersusun rapi.Setelah pembacaan shalawat dan doa, ibu-ibu pengurus masjid membagi ketupat dan sayur lodeh secara merata kepada warga desa lainnya, termasuk mahasiswa KKN UM.Â
Dari kegiatan ini, terlihat sekali rasa gotong-royong dan keakraban sesama warga. Seperti kata pepatah "berat sama dipikul, ringan sama dijinjing" yang berarti beban seberat apapun jika dikerjakan bersama, maka akan terasa ringan. Setelah pembagian ketupat, sebagian warga pulang dan sebagian lainnya menetap di dalam masjid untuk menunggu sholat Isya.
Tradisi kenduri ketupat mungkin mulai jarang terlihat, namun masih melekat menjadi suatu kegiatan bagi beberapa desa yang menyakini bahwa adanya bagi-bagi ketupat dapat menjalin silahturahmi antar muslim, menciptakan rasa gotong-royong, dan belajar untuk selalu bersyukur.Â
Tradisi ini dapat digelar secara berkelanjutan dengan tujuan melestarikan budaya yang sudah ada sejak dahulu. Melihat kondisi moral manusia atau generasi di era globalisasi, sangat dibutuhkan pengenalan tradisi yang ada di desa mereka oleh beberapa tokoh masyarakat dan perlu mengikuti beberapa acara yang diselenggarakan perangkat desa agar mengenal warga satu sama lain serta dapat membicarakan masalah genting yang dihadapi oleh desa mereka.Â
Oleh karena itu, lestarikan budaya/tradisi yang ada di desa kalian dan jangan biarkan budaya/tradisi hilang begitu saja, karena banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan, bagi diri sendiri maupun orang di sekitar kalian. Bagaimana dengan desa kalian? Apa saja tradisi yang dilakukan? (Novia/Syarif D)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI