Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Nasib Kesetaraan Gender dan Sejarah Panjang Perjuangan Gerakan Feminisme

12 Februari 2019   12:55 Diperbarui: 12 Februari 2019   13:14 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://voxpop.id

Ketidakadilan itulah yang menjadi tugas kita bersama dalam memberikan pemahaman utuh dan segera menemukan solusinya- sebagai agenda mendesak. Jika hal itu tidak segera disikapi, akan banyak ketidakadilan serupa dengan wajah wajah baru. Sebagaimana yang kerap terjadi di layar gawai kita.

Sedikit menelisik kebelakang, perjuangan emansipasi atau pencariaan keadilan dan kesetaraan dalam gerakan feminisme telah lama berjalan. Mulai dari gelombang pertama hingga Amerika dalam arus barat. Serta mulai dari Arab pra Islam hingga Muhammad. Dalam konteks lokal, gerakan itu pun terjadi mulai abad kerajaan, kolonial hingga kemerdekaan.

Sejarah sejarah gerakan feminisme Barat, Timur dan Indonesia inilah yanh seangat menarik untuk dikaji. Pengkajian ini berguna untuk merumuskan bagaimana feminisme yang ideal bagi negeri yang multikultural ini. Apakah Barat, apakah Timur atau kolaborasi keduanya, atau bahkan tidak sama sekali.

Sejarah feminisme gelombang pertama dikenalkan oleh Lady Mary Montagu dan Marquis de Condercet saat era Pencerahan. 1785 lahir perkumpulan ilmiah perempuan pertama di Selatan Belanda. Menjelang abad 19 feminisme menjadi gerakan yang memperoleh perhatian di Eropa- mereka menyebut universal sisterhood.

Kata feminisme pertama dikreasikan oleh aktivis sosialis utopis, Charles Fourier, 1837. Feminisme Eropa berkembang ke Eropa hingga publikasi ilmiah John Stuart Mill, The Subjection of Women. Kemudian,pergerakan itu disebut sebagai gelombang pertama feminisme.

Setelah perang dunia dua, gelombang kedua feminisme lahir. Gelombang kedua ditandai dengan terbebasnya negara negara yang terbebas dari jajahan Eropa. Pada gelombang kedua ini, dipelopori oleh para feminis Prancis, Helena Cixous (Yahudi Al Jazair) dan Julia Kristeva (Bulgaria), yang keduanya menetap di Prancis. Gelombang feminisme kedua ini bertepatan dengan kelahiran dekontruksionisme Derrida.

Keberhasilan geombang kedua ini ditandai dengan penyelamatan perempuan terhadap penindasan; kolonialisasi, rasisme, seksisme dan relasi sosial.

Gelombang Baru (Amerika Serikat) ini terlahir sebagia superior countries. Diawali oleh Betty Friedian 1963 dengan bukunya The Feminine Mystique yang berdampak luas. Kemudian Betty juga membentuk organisasi wanita, National Organitation for Woman (NOW), 1966. Organisasi itu berdampak luas dan mempengaruhi banyak perempuan di Amerika.

Di tahun tahun berikutnya bermunculan banyak aliran femunisme; radikal, liberal, sosial, marxis hingga konsep eko-feminisme.

Sedangkan feminisme pra islam ditandai dengan banyaknya ibu, istri dan anak nabi. Di antaranya adalah Siti Hajar (Ibunda nabi Ismail) seorang pejuang hidup dan pengembara yang tegar. Ratu Balqis, pemimpin negera Saba' yang Adil. Siti Maryam (Ibunda nabi Isa), perempuan spesial dan penggerak yang ulet. Dua anak nabi Syuaib yang berprofesi sebagai pengembala yang ulet. Siti Asyiah (astri Firaun), yang tegar meniga iman dan moralitas.

Saat Islam hadir, ada banyak pula perempuan tangguh, di antaranya adalah Siti Khadijah (istri nabi Muhammad), saudagar jujur dan Kaya. Siti Aisyiah, anak Abu Bakar, panglima perang Jamal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun