Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Politik adalah Candu

27 Januari 2019   08:08 Diperbarui: 27 Januari 2019   14:01 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://news.visimuslim.org

Politik adalah candu. Semakin sering seseorang bermain politik, maka semakin candulah dia. Apa lagi politik yang dilakukan adalah berkaitan dengan kekuasaan yang sifatnya berskala nasional. Sensasi untuk terus terjun di dunia politik yang membuat dia lemas, jika sebulan ia tak makan sedikitpun lauk politik.

Politikus setiap hari makan politik. Silahkan cek saja meja makannya. Meja makannya terbuat dari kayu politik, kursinya berwarna politik, nasinya dimasak dengan politik, lauknya disajikan dengan sangat politis. Bahkan cara mereka hidup di dalam kamar pribadi pun juga tak luput dari suasana politis. 

Seorang calon kepala desa akan sering begadang sejak H-30 hari pemilihan. Dan saat H-7 hari, dapat dipastikan mereka tidak akan pernah bisa tidur dibawah jam 10 malam. Hal tersebut akan membawa mereka ke dalam suasana politik yang menjalar keseluruh aliran darah mereka. Suasana tersebut akan selalu ia ingat, dan akan ingin mereka rasakan lagi di hari kelak. Hal serupa dengan para Caleg, atau pun Capres. Kecuali mereka menggunakan obat  tidur untuk memaksa tubuhnya beristirahat.

Jangankan capres, seorang calon Ketua BEM saja demikian repotnya saat mendekati hari pemilihan. Namun, akan lebih parah lagi bagi mereka yang tergabung di dalam tim pemenangan. Seluruh aktifitasnya akan diorintasikan untuk memenangkan calon yang ia dukung. 

Itulah mengapa aku agak menjauh dari transaksi politik. Semakin jauh aku terjun ke dunia politik, maka akan semakin sulit pula untuk kembali membersihkan bajuku yang kotor akan politik.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun