Semuanya masih dalam tahap "proses". Kecuali pengajuan SK Ranting Cengkok, sebab ternyata Cengkok belum menyenggol sekretaris PAC sama sekali. Pagi itu, Sekretaris PAC dan Rekan Rozik ada agenda ke Surabaya sampai malam.
Sabtu malam (29/09) aku datang ke markas Sekretaris Konferensi di Ngronggot Wetan. Hari itu adalah H-14 pelaksanaan Konferensi. Waktu yang sangat sempit bagi Panitia yang belum ada "proposal dan surat" yang sudah jadi. Malam itu pula surat-surat dan proposal kita fix-kan. File yang dipakai Sekretaris ternyata error, tidak bisa diatur di laptopnya.Â
Untung ada "komputer Panwas" (Ms. Word 2007) yang cocok dengan filenya. Jadi semua surat bisa kita edit dan kita print malam itu juga. Tak terasa ternyata sudah pukul 21.00 WIB. Sedangkan kita ada Sekret Panwacam. Akhirnya kita akhiri pertemuan itu. Sekretaris (Rekanita Cholim) dan Bendahara PAC (Rekanita Eka) pulang ke rumah masing, sedangkan kami (Aku, Badrus, Ansori) geser ke Gondang untuk sambang Diklatama CBP-KPP.Â
Ternyata Sekretaris Konferensi tidak mau berhenti sampai situ saja. Saat di rumah, dia kembali mencoba mengerjakan tugas-tugasnya yang belum selesai. Beberapa kali nge-WA aku, tapi tidak ku read, sebab di lokasi Diklatama kami sedang ngobrol dengan kader-kader CPB. Saat kulihat HP, ternyata chat terakhir Rekanita Cholim sampai jam 1 dini hari. Berarti sampai detik itu dia masih nglembur ngerjakan surat-suratnya.
Sangat jelas "bahwa semua panitia punya kisahnya masing-masing dan punya sudut pandang masing-masing". Setidaknya, tulisan ini menyumbang secuil kisah tentang perjuangan beberapa panitia dalam konferensi, dari pada tidak ada catatan sama sekali.
Hari pun berganti. Minggu (30/09) habis jam 5 sore aku ke rumah Sekretaris IPPNU PAC (Rekanita Rika). Dia adalah teman seperjuanganku sejak jadi ketua Ranting Dadapan. Entah mengapa, sepertinya setiap aku pulang ke rumah, aku selalu ingin ngobrol dengan dia. Tentu saja bukan masalah pribadi, tapi membicarakan terkait organisasi.
Pertemuan itu sangat singkat. Jam 5 sore sampai sekitar jam 17.40 WIB, sebab aku ke sana belum maghrib dan tidak mungkin sholat maghrib di rumah dia.Â
Dalam pertemuan itu aku hanya ingin memastikan tentang dua hal. Pertama, sampai mana proses pembuatan LPJ kepengurusan dan draft sidang konferensi; Kedua, tentang Ranting Cengkok yang katanya akan dilantik bersamaan dengan pembukaan Konferensi.Â
Ternyata, sesuai dengan dugaanku, kedua hal tersebut belum tersentuh kecuali hanya seujung rambut. Padahal, saat itu sudah H-13. Waktu dua minggu sangat pendek jika untuk mempersiapkan Laporan Pertanggungjawaban kepengurusan selama 2 tahun ditambah memback up permohonan pengajuan SP Ranting ke Cabang. Apa lagi dengan kesibukan masing-masing Pengurus Harian yang begitu padat.
Pukul 18.30 WIB dilaksanakan rapat yang ke-3 di kantor MWC NU Ngronggot. Aku pun ke sana, bukan untuk mencampuri banyak hal, karena aku tahu diri posisiku sudah tidak berdomisili di Ngronggot (tapi di Malang), sehingga sangat tidak etis jika aku banyak ikut campur. Di rapat itu aku hanya mengamati berjalannya rapat. Hadir dalam forum itu Fiqhy, Syafii Sulaiman, Rozik, Akhiru Syafii, Andi, Saifudin, Amin, Rika, Luluk, Habib Betet, Badrus, Lailis, Latif, aku, dan masih banyak lagi.
Sebelum rapat di mulai, aku mengajak Lailis dan Latif ke warung kuning. Lailis adalah ketua terpilih IPPNU Ranting Cengkok yang belum dilantik, sedangkan Latif adalah kader IPPNU Ranting Betet. Yang kami bicarakan di warung itu sangat banyak. Mulai dari membahas kondisi ranting hingga masalah PAC.Â