Diriku memiliki banyak identitas. Setiap identitas mempengaruhi prilaku dan cara beepikirku yang berbeda satu sama lain. Asal personalitasku adalah seorang anak desa yang terlahir dari wong cilik. Bapakku seorang buruh tani. Emakku seorang ibu rumah tangga. Namun mereka punya tabungan berupa binatang peliharaan: ayam, kambing, dan sapi.Â
Rumahku di desa Dadapan. Aku setiap hari ke Indonesia. Pulang pergi. Dengan kaki tak beralas. Dan berteduh dengan lagit. Aku menikmati perjaanan personalitasku. Aku hidup.Â
Mataku melihat desaku yang subur. Dan pikiranku membaca Indonesia yang kacau. Desaku dan Indonesia bukan siapa-siapa. Mungkin Indonesia hanya mengenal Dadapan dalan sebuah dongeng saja. Dongeng tempt mbok rondo Dadapan hidup dalam kisah Ande-ande Lumut.Â
Setiap hari kakiku pegal. Sebab harus ke Indonesia berjalan kaki. Ingin naik taksi, namun beli minum saja susah. Tapi aku tetap ke Indonesia. PP.Â
Dari Dadapan ke Indonesia kutempuh selama 4 jam. Tentu dengan sering berhenti. Sebab jalan tak semulus jalan tol.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H