Mohon tunggu...
zen manup
zen manup Mohon Tunggu... -

Yang Penting Jangan Berhenti Belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membaur Tumbuhkan Toleransi

30 Oktober 2018   21:58 Diperbarui: 30 Oktober 2018   22:10 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak kenal maka tak sayang,  kata - kata ini sering kita dengar, dalam kehidupan sehari - hari kita pasti sering bersinggungan dengan seseorang, baik itu yang berbeda agama suku dan ras, cuman ketika kita berinteraksi secara langsung dengan orang yang berbeda kadang kita merasa canggung, contoh dalam hal perbedaan agama, inilah yang menjadi masalah kita semua sampai saat ini, selama ini diindonesia, kita yang bebeda agama suku dan ras tidak saling bersua, masih ada skat atau penghalang dan hal inilah yang membuat kita tidak ada rasa tumbuh toleransi. karena toleransi itu tumbuh dari adanya perbedaan yang kita kenal. Kata - kata "berbeda" itu mestinya menjadi pemersatu bukan malah memecah belah kita sebagai warga indonesia, sebagaimana diislam dijelaskan "berbeda itu rokhmat".

Saya teringat dulu waktu saya sekolah disekolah negri yang ada disurabaya, saya adalah pribadi yang nakal tapi taat dalam beragama kehidupan saya semasa kecil hidup dilingkungan yang mayoritas orang-orangnya memeluk agama islam yang taat, bisa dikatakan fanatik. Dari kecil saya dididik agama dengan baik oleh kedua orang tua saya bahkan saya tidak mengenal kehidupan lain selain kehidupan islam, sampai suatu saat saya sekolah disekolahan negri yang mana notabenenya itu adalah sekolahan umum, ya karena selama ini sebelumnya saya hanya sekolah disekolahan yang bisa dikatakan berlebel agama islam yaitu madrasah, pertama kali saya masuk kesekolahan negri bagi saya ini adalah kehidupan baru yang sama sekali belum saya kenal, karena disana saya melihat hal-hal yang sangat berbeda dengan kehidupan sehari - hari dilingkungan tempat tinggal saya, bagi saya tabu melihat wanita yang tidak pakai kerudung, berkumpul dengan orang -- orang yang berbeda agama, laki - laki dan perempuan bercampur jadi satu. Tapi seiring berjalannya waktu hal - hal baru itu membuka pikiran saya untuk bisa lebih terbuka dengan kehidupan ini, disitu saya berteman baik dengan salah satu temen kelas saya yang mana dia berbeda agama dengan  saya, ya dia beragama kristen, awalnya sih saya takut dan khawatir kalau kalau dia mempengaruhi pikiran saya. Pernah suatu waktu saya diajak main kerumah temen saya yang kristen, waktu itu menjelang sore ketika sampai dirumahnya ya biasalah anak anak jaman SMA dulu, nyampai rumah temen saya langsung main PS, tak terasa main sampai akhirnya kelewat sampai mau masuk waktu maghrib dan tiba tiba ada ketukan dari pintu ternyata ibunya temen saya, seketika itu dia langsung bilang kepada saya "kamu ngak shalat ashar dulu din ? "saya langsung kaget karena ibu temen saya mengingatkan kepada saya mengenai shalat ashar, padahal dia orang kristen dan dipikiran saya dia kok tahu ini waktunya shalat ashar, dan selama ini keluarga temen saya selalu baik kepada saya mereka tidak mempersoalkan saya sebagai temen anaknya yang berbeda agama. Sejak saat itulah pandangan saya terhadap orang kristen atau orang yang mempunyai keyakinan berbeda dengan saya menjadi berubah.

Toleransi dinegara kita ini hanya sampai dimulut saja belum menyentuh hati yang bisa menggerakkan tubuh untuk bersikap dan bergerak, masalahnya ada pada beberapa hal yang pertama pendidikan, baik itu pendidikan keluarga ataupun pendidikan melalui sekolah - sekolah, perguruan tinggi - perguruan tinggi. Pendidikan kita selama ini tidak pernah mempertemukan kita dengan sesuatu yang berbeda, yang dianggap menakutkan dan malah mengkotak - kotakkan kita dalam golongan -- golonagan, justru yang terjadi kita malah dijauhkan contohnya selama ini tidak pernah ada yang namanya kunjungan sekolahan yang berbasis islam (madrasah) dangan sekolahan yang berbasis kristen (petra), supaya untuk saling mengenal bahwasanya iniloh kita, kita indonesia negara yang berbeda beda dari suku, ras dan agama, karena jika itu hanya digaungkan tanpa adanya tindakan seperti halnya diatas maka percuma. Yang kedua adalah membaur "Serawung", selama ini kita agaknya sama - sama canggung kalau berinteraksi dengan seseorang yang berlainan keyakinan dengan  kita, entahlah diindonesia ini mayoritas umat islam mereka enggan berdampingan dalam hal pemukiman atau bertetangga dengan orang kristen atau orang yang mempunyai keyakinan yang berbeda ini adalah kenyataan dan ini adalah penyakit yang bisa menggerogoti bangsa kita.

Dan yang ketiga adalah  pentingnya pendidikan agama yang baik yang menjunjung tinggi  toleransi yang tidak mudah mengkafirkan dan melihat perbedaan sebagai rahmat dari tuhan yang maha esa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun