Mohon tunggu...
Zein Ahmad
Zein Ahmad Mohon Tunggu... -

Pemuda kelahiran Pekalongan. Sejak usia 1 tahun menetap di Jakarta. Hobi berpetualang dan membaca. Benci terhadap provokator

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akahkah Kita Sabar Menunggu Hingga 2014??

21 Oktober 2011   04:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:41 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah membaca tulisan bung Ajinatha " http://hukum.kompasiana.com/2011/10/21/kok-negara-didirikan-melindungi-mafia/ " saya jadi terinspirasi untuk membuat tulisan kecil ini.

Negara kita memang sudah pada level yang sangat memprihatinkan. Sebab hampir seluruh aspek vital negeri ini sudah dikuasai para mafia. Demi kelangsungan kekuasaan dan harta, mereka saling berlomba menjadi mafia. Hukum sudah dikuasai oleh harta dan kekuasaan. No comment dengan istilah Nasionalisme.

Pemimpin yang dijadikan tumpuan harapan malah  lemah, atau munkin dibuat seolah-olah lemah karena berada dibalik para mafia. Berbagai kasus besar kalau diuraikan selalu bermuara pada beliau. Kasus Century, kasus Antasari, kasus Andi Nurpati dan terakhir kasus Nazaruddin. Apakah kasus besar tersebut hanya secara kebetulan bersinggungan dengan beliau atau memang betul-betul bersinggungan, semua masih menjadi tanda tanya.

Demo para mahasiswa pada peringatan 2 (dua) tahun kepemimpinan beliau hanya menyisakan luka. Surat cinta sebagai bentuk kegundahan yang dikirimkan para pemuka agama kepada rakyat hanya menyisakan harapan seperti yang sudah-sudah.

Lantas pertanyaannya, sekarang kita harus bagaimana? Apakah kita membiarkan ini terus berlangsung di mata kita, menunggu hingga saat yang indah pada waktunya. Atau melakukan revolusi yang tentunya akan mengancam stabilitas dan keamanan nasional.

Jawabnya kembali pada kita, meski sebagian besar dari kita sepakat menunggu hingga 2014.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun